SANTRIMENARA.COM, KUDUS – Alumni TBS kelas IPA, IPS dan MAK angkatan 2000 yang tergabung dalam IKSAB 2000 menggelar rutinitas tahunan Halal Bi Halal dan Temu Alumni 2000. Untuk tahun 2017 kali ini Iksab 2000 mengangkat tema “Merajut Serpihan Menuju Khiththah TBS” dan dilaksanakan Sabtu (01/06/2017) di kediaman Agus Ashif Izzul Muna Gang 11 Medini Undaan Kudus.
Halal Bi Halal kali ini terbilang luar biasa karena beberapa alumni yang biasanya belum bisa hadir menyempatkan hadir di rumah Ashif. “Alhamdulillah libur Idul Fitri dan akhir semester yang lumayan panjang ini meluangkan waktu saya untuk hadir di acara penuh berkah ini.” kata M Zainuri alumni dari Tangerang sebelum memimpin iftitah al majlis (membuka acara).
Ketawadhu’an guru sepuh TBS masih sangat terasa kental saat KH Abdullah Hafidh dipersilakan menyampaikan mauidhah hasanahnya. Beliau menyampaikan kalau belum mampu dan layak memberikan mauidhah dan lebih memilih sharing pengetahuan atau hal positif kepada Iksab 2000. Saat sesi foto bersama, kiai Hafidh juga menolak duduk di kursi yang telah disediakan panitia dan memilih duduk bersila membaur dengan Iksab 2000. Kedekatan tanpa sekat antara guru dan murid ini semakin terasa saat beliau meminta hasil jepretan kamera handphone untuk dikirim ke nomor WA yang telah beliau berikan.
Kiai Hafidh menyampaikan bahwa fitrah manusia adalah suci tanpa dosa, tidak ada dosa warisan. Perjalanan hidup manusia di dunia menyebabkan manusia bergelimang dosa sehingga harus ada upaya untuk kembali kepada fitrahnya tanpa dosa. Dosa yang terkait dengan hak Allah sangat mudah untuk diampuni dan diupayakan dengan puasa bulan Ramadlan. Rasulullah SAW bersabda:
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa berpuasa bulan Ramadlan dengan penuh keimanan dan hanya berharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.”
مَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barangsiapa puasa dan beribadah malam bulan Ramadlan dengan penuh keimanan dan hanya berharap pahala dari Allah maka akan keluar dari dosa-dosanya sebagaimana hari ia dilahirkan ibunya.”
Yang paling sulit adalah dosa yang terkait dengan sesama manusia (huquq al adamy), karena sifat dasar manusia yang saling bermusuhan. Dalam Q.S. Al Baqarah ayat 36 disebutkan:
بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ
“sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain.”
Kiai Hafidh mencontohkan permusuhan yang terjadi di Marawi, Qatar dan Arab, Pilkada rasa Pilpres, Papua dan penikaman polisi. Dalam keluarga yang satu darah, satu bahasa saja terjadi permusuhan sebagaimana permusuhan Qabil dan Habil. Idul Fitri merupakan momentum penting untuk saling maaf memaafkan yang populer dan tidak asing lagi dengan sebutan Halal Bi Halal. Acara halal bi halal lazim dilaksanakan pada hari lebaran yaitu hari pesta kemenangan umat Islam seluruh dunia dalam rangka merayakan kesuksesannya melaksanakan jihad akbar melawan hawa nafsu dengan melaksanakan ritual puasa bulan Ramadlan. Bulan Syawal merupakan bulan peningkatan iman, taqwa, ibadah, amal dan kepribadian. Realita di lapangan bulan Syawal justru terjadi penurunan, acara halal bi halal di isi dengan kegiatan yang bertentangan dengan agama seperti dangdutan, mabuk-mabukan. Tempat-tempat maksiat yang selama bulan Ramadlan ditutup dan dirazia, begitu syawal tiba tempat maksiat buka dan ramai kembali.
Diantara indikator keberhasilan jihad akbar selama bulan Ramadlan adalah apabila bisa berhenti dari kemaksiatan yang telah dilakukan sebelumnya, masjid atau mushalla tetap ramai sebagaimana bulan Ramadlan, istiqamah (kontinue) dalam melaksanakan aturan Allah.
Di akhir acara pengurus Iksab 2000 yang diketuai Nasikun AK menyampaikan rencana Halal Bi Halal akan dilaksanakan antara di kebun Iboe atau taman Sardi dengan melibatkan istri dan anak. Usai acara kerinduan alumni Iksab 2000 ternyata belum terobati. Mereka masih melanjutkan silaturahim ke rumah Syafi’i Sambung dan M Aflah Undaan Lor sampai sore hari. (smc-777)