
Kudus, 26 Mei 2025 — Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kudus hari ini resmi bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kudus. Transformasi kelembagaan ini ditandai dengan diterimanya Peraturan Presiden (Perpres) tentang perubahan bentuk 11 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), dalam sebuah seremoni di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta.
Perubahan status ini merupakan hasil dari proses panjang selama tujuh tahun yang telah ditempuh oleh IAIN Sunan Kudus, mencakup persiapan infrastruktur, penguatan kelembagaan, serta penyusunan dokumen administratif untuk mendukung perubahan bentuk dan status sebagai Badan Layanan Umum (BLU).
Rektor UIN Sunan Kudus, Prof. Dr. Abdurrohman Kasdi, M.Ag., menyampaikan bahwa pihak kampus menyambut baik peralihan ini sebagai momentum strategis untuk memperluas jangkauan keilmuan sekaligus memperkuat integrasi antara ilmu keislaman dan ilmu umum.
“Transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, tetapi langkah maju untuk menghadirkan pendidikan Islam yang responsif terhadap tantangan zaman, khususnya dalam bidang sains, teknologi, dan psikologi, tanpa meninggalkan akar keislaman yang menjadi fondasi utama,” ujar Prof. Abdurrohman.
Sebagaimana dikutip dari Antara News, ia juga menjelaskan bahwa tahun pertama ini UIN Sunan Kudus akan membuka dua fakultas baru, yakni Fakultas Sains dan Teknologi serta Fakultas Psikologi. Di tahun-tahun berikutnya akan menyusul fakultas tambahan secara bertahap.
Prof. Abdurrohman menekankan bahwa meskipun kini menjadi universitas dengan fakultas umum, integrasi ilmu agama akan tetap menjadi prioritas utama. Berbagai afirmasi akan diberikan bagi program studi keagamaan, baik dalam bentuk beasiswa maupun peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
“Kami telah mengantisipasi dinamika ini, dan menjadikannya sebagai tantangan sekaligus peluang untuk tumbuh lebih besar dan lebih berkontribusi bagi umat dan bangsa,” lanjutnya.
Perubahan status ini diharapkan akan memperkuat peran UIN Sunan Kudus sebagai pusat keunggulan pendidikan tinggi Islam yang inklusif, progresif, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global.