santrimenara.com, KUDUS – Pengurus Ikatan Siswa Abiturien (IKSAB) Madrsah TBS Kudus, berkerjasama dengan Gojek untuk membangun Badan Usaha Milik Organisasi (BUMO). Tekad tersebut dijelaskan oleh Koordinator Divisi Ekonomi Pengurus Pusat IKSAB, Abdul Aziz Noor, dalam acara Gandrung Ngaji edisi III, (Rabu, 17 Maret 2021). Aziz, sapaan akrabnya, menjelaskan kali ini pihaknya telah menggandeng GoMart dan GoFood untuk menunjang alumni yang mempunyai bisnis dibidang ritel dan kuliner.
Skema yang dijalankan oleh IKSAB adalah terlebih dahulu mendata semua alumni yang mempunyai bisnis di kedua bidang tersebut. Setelah itu akan diseleksi bisnis mana saja yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan dikenalkan sebagai bisnis milik alumni. “Penilainnya meliputi kehalalan dan kemanfaatan produk yang ada. Dari keduanya bisa ditarik kesimpulan bahwa produk siap dibranding besar-besaran,” jelas Aziz.
Sebenarnya tujuan utama untuk pembentukan BUMO tidak hanya semata-mata membesarkan organisasi saja, namun juga memberi kemanfaatan menyeluruh bagi alumni dan madrasah TBS. Organisasi yang mempunyai kualitas baik adalah organisasi yang dapat menggerakkan penghidupan ekonomi dalam tubuh organisasi. Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yang memadai, maka organisasi sulit untuk berkembang. “Ekonomi bukan hanya untung dan rugi saja, tetapi sebagai perwujudan kualitas ibadah yang baik juga,” ujar pria jebolan Al Azhar Cairo tersebut.
BUMO nantinya akan terdiri dari beberapa sub-bisnis yang meliputi, Koperasi, Korporasi dan Perusahaan. Adanya tiga sub-bisnis tersebut diyakini bisa mendorong kemandirian ekonomi para alumni. Pihaknya juga menyiapkan formulasi program dan akan dilakukan pengelompokan. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok ekonomi, life skill, dan bidang sosial. Kelompok ekonomi bisa bergerak melalui pengembangan bisnis kecil-kecilan dan diproduksi berkala. Aziz mencontohkan bisnis rintisan yang nantinya akan berjalan adalah produk souvenir yang diadakan secara periodik dan seremonil. “Kita bisa menjual souvenir ketika acara-acara besar IKSAB. Seperti kaos dan gantungan kunci, itu sekecil contoh yang dampaknya besar untuk organisasi,” jelasnya panjang.
Sedang life skill adalah program untuk meningkatkan keterampilan individu alumni. Kongkritnya, nanti para alumni yang bisnisnya sedang merosot atau belum mempunyai bisnis akan didampingi dan jika perlu akan dilatih sesuai keterampilan yang kuasainya. Dari program ini, nantinya alumni yang sudah berada di atas, akan memberi stimulus bagi alumni yang bisnisnya merosot atau bahkan belum mempunyai bisnis sekalipun.
Terakhir, program bagian sosial adalah bentuk sebagai penggerak infaq. Nantinya infaq tersebut akan diberdayakan sebagai stimulus bagi alumni yang kurang mampu. “Sebagian lagi, akan diwujudkan sebagai beasiswa bagi siswa berprestasi yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” pungkasnya.
Dari ketiga program tersebutlah nanntinya BUMO akan berjalan sebagai siklus ekonomi. Tujuannya jelas, untuk meningkatkan taraf ekonomi para alumni menjadi lebih baik. Alumni yang sudah sukses mendorong alumni yang kurang berkembang, sehingga bisa berkembang dan memberi kemanfaatan secara luas.
Menggerakkan dan meningkatkan taraf ekonomi juga bagian dari dakwah islam. Karena hari ini yang dicari adalah pendakwah yang sudah mapan secara finansial dan mumpuni dalam keilmuan agamanya. “Dakwah dengan harta lebih mudah diterima dan ditiru. Maka tajir dalam urusan duniawi juga ukhrowi itu sangat penting untuk meningkatkan taraf ibadah kita,” pungkasnya.
Reporter: Burhan
Editor: Ade Achmad Ismail