ke-TBSanKhazanahKisahkudusmadrasahmasyayikhpesantrenprofiltbskudus

Wahai Guru Terbaik, KH. Taufiqurrahman Ma’mun

4 Mins read

KH. Taufiqurrahman adalah putra dari pasangan KH. Ma’mun Ahmad dan Nyai Hj. Asnah. Beliau merupakan putra ke-tiga dari 5 bersaudara. Saudanya diantara lain, Ibu Musfiyah, Ibu Hj. Aslikhah, K.Dzi Taufiqillah, dan Ahmad Nurul Muttaqin.

Yai Fiq lahir pada 19 November 1953, beliau dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan yang agamis dan sarat dengan keilmuan, di lingkungan pondok pesantren TBS. Ditempa, dididik, dan diasuh langsung oleh ayahandanya sendiri, KH. Ma’mun Ahmad. Tidak heran, jika sifat dan kepribadian ayahnya mengalir ke diri dan jiwanya Yai Fiq. Beliau adalah sosok yang sabar, lembut, welas asih, dan penyayang.

Saya dulu sering mendapat cerita dari kakek saya, almarhum KH. Hayatun Ma’ruf, dulunya mondok di TBS sekitar tahun 1960 an. Saat itu, Kang Fiq (sebutan beliau saat kecil) sering membawa beras dan sayur dari ndalem, dan dimasak bareng bersama para santri di dapur pondok. Kang Fiq sosok yang low profile, tanpa batas dan sekat, sering makan bareng, bergurau bareng, bersama para santri-santri TBS. Saat ayahnya mengaji di Aula Pondok, Kang Fiq juga tidak ketinggalan untuk mengikutinya setiap hari, dengan tekun dan sungguh-sungguh. Begitulah kakek saya menggambarkan putra ke 3 KH. Ma’mun Ahmad.

Alhamdulillah, saya pernah ditakdirkan menjadi santri Yai Fiq, sekitar tahun 2011 hingga 2014. Awal kali, memandang beliau, terbesit di hati saya, beliau adalah sosok yang ramah, sabar dan penyayang. Banyak kenangan yang mengesankan dengan beliau.

Yai Fiq adalah sosok yang sangat perhatian dengan santrinya. Suatu saat, di hari Jum’at, saya mau keluar pondok, celinguan nyari sandal di rak sandal. Dari gerak gerik itu, mungkin Yai Fiq melihatnya, akhirnya beliau memanggil saya, “kenapa kang?” tanya beliau. “madosi sandal, Yai” jawab saya. Lantas beliau ngendikan, “Yo wes, melu aku ae kang”. Akhirnya beliau mengeluarkan motornya, dan saya dibonceng beliau. Pada waktu itu, saya juga tidak tahu, mau diajak kemana. Sebagai santri hanya bisa sam’an wa tho’atan dengan dawuh beliau.

Baca Juga  Ramadhan Berbagi, PP IKSAB TBS Bagikan Ribuan Takjil

Akhirnya sampailah di salah satu toko yang terletak sekitar Menara Kudus, “Ayo kang, dipilih sandal e seng pundi” dawuh beliau. Waduh, saat itu, saya juga kebingungan, santri ingusan seperti saya malah dibelikan sandal sama gurunya, yang mana seharusnya muridlah yang harus mengobarkan apapun untuk gurunya, ini malah kebalikannya. Akhirnya dengan agak canggung, saya milih sandal yang paling murah, sandal swallow.

Pernah juga suatu hari, dimana semua santri sudah pulang ke rumah, saya masih di pondok, menunggu jemputan dari orang tua. Tiba-tiba Yai Fiq menuju ke Aula, “lho dereng wangsul?” tanya Yai. “Dereng Yai, ngentosi tiang sepah” jawab saya. “Piye kang, nek tak terno muleh”. Saat itu, saya diam saja, tidak menjawab. Bingung mau jawab apa. Kurang pantas, masak mau pulang saja dianter Yai sampai rumah. Beliau bertanya lagi, “Piye kang, tak terno ya”, dengan terpaksa saya jawab, “ndereakan”. “Yo wes, persiapan barang2 e”.

Perhatian beliau, bukan hanya itu, pernah juga membelikan saya kopyah putih. “Nek pengen cepet munggah haji, sering-sering nganggo seng putih” kurang lebih seperti itu dawuh beliau. Sejak saat itu, saya sering memakai kopyah putih, walaupun sekarang sudah sangat jarang sekali memakainya. Pernah juga, saat hari libur, saya diajak ziarah ke makam Mbah Ma’mun di Krapyak, dengan jalan kaki. Saat itu, beliau dawuh “Kewajiban e anak, ya mendoakan orang tuanya, luweh2 sampun kapundut”. Saat pulang, beliau mampir di perempatan Sucen, dan membelikan es dawet. Sebagai santri, minum es dawet sangat istimewa, jarang-jarang, apalagi yang membelikan Kyainya langsung.

Kyai Fiq termasuk salah satu pendidik sejati, beliau meluangkan waktunya untuk mengaji, mendidik, dan mengajar para santri. Dulu, setiap ba’da magrib, beliau menerima setoran Al-Qur’an bin-nadhor. Beliau duduk di tengah, dan santri duduk melingkar memutari beliau. Setiap santri membaca satu ayat, diulang-ulang, hingga beliau menilai bacaan itu sudah benar, baru beliau menaikan ke ayat selanjutnya.

Baca Juga  Koperasi Cermin Ideologi dan Budaya Bangsa

Selain ngaji Al-Qur’an, Yai Fiq setiap setelah Isya’ juga ngajar kitab kuning. Diantara kitab yang beliau kaji adalah, Maroqiul Ubudiyyah Syarah Bidayatul Hidayah, Tanqihul Qoul al-Hatsits Syarah Lubabul Hadist, Ar-Riyadul Badiah, Tijan ad-Durori, Jauharotut Tauhid, Sanusiah dan lain sebagainya. Biasanya sebelum ngaji, beliau memulai dengan membaca Asmaul Husna, dilanjut dengan membaca Sholawat Husulil Maram dan Sholawat berbahasa Jawa.

Yai Fiq memiliki sikap rendah hati dan tidak menampakkan kehebatannya di depan umum. Yai Fiq saat memiliki hajat, dan beliau sendiri yang mengantarkan berkat ke berbagai Kiai di Kudus Kulon, beliau memilih mengajak santrinya, dan saat sampai di kediaman kiai, beliau sengaja parkir motornya agak jauh, dan meminta santrinya untuk memberikan ke rumah yang diberi tau beliau. Beliau sama sekali tidak mau menampakkan dirinya.

Diantara dawuh-dawuh beliau,
“Kapitale wong luru ilmu iku kudu duwe roso sa’ake marang wong tuo, insya Allah ilmune manfa’at”.

Pesan guyonan beliau, “Ojo suwe-suwe seng mondok mendak ketuawan, dicepetno ngajine, dicepetno belajare ben li…….., neng ojo saiki”.

“Wong nek gelem nandur akhirate, dunyone mesti katut. Naning, wong nek nandur dunyone tok, durung mesti akhirate katut”.

“Pokoe teng pundi panggenan ampun supe toat marang Allah, lan Sunnahipun Rosul. Soho tiyang Salaf Solih, Mesti bakal nemu Kabejan”

“Apik balek neng awake dewe Elek balek neng awake dewe”

“Kang, neng omah iku podo karo neng pondok. Neng pondok mangan, neng pondok yo mangan. Neng pondok sholat, neng omah yo sholat. Neng pondok ngaji, neng omah yo ngaji”

“Nek kangen karo wong tuo nalikane neng pondok, diwudluni nuli maos Al- Quran”

Izinkan alfaqir membuat Syair untuk Yai Fiq dari Bahar Rojaz (mohon koreksinya), saya beri nama,

Baca Juga  Siswa MTs TBS Kudus Juara 1 Olimpiade Fisika Islam Nasional, Tahun Depan Kajur Pendidikan Fisika UIN Sekolahkan Anaknya Di TBS

(قصيدة يا خير شيخ)
يَا خَيْرَ شَيْخٍ مُرْشِدٍ «تَوْفِيْقُ رَحْـ # ـمٰنِ» لَهُ ثَنَائُنَا بِلَا مِرَى
Wahai guru dan pembimbing yang terbaik, KH. Taufiqurrahman, pantas baginya pujian dari kita, tanpa ada keraguan sedikitpun.
وَأَنَّهُ مِنْ وَارِثِ النُّبُوَّةِ # هُوَ عَلِيْمٌ صَابِرٌ كَمَا يُرَى
Beliau adalah pewaris kenabian, beliau merupakan sosok yang alim dan sabar, seperti halnya yang biasa kita lihat (kesehariannya)
مَقَالُهُ مِنْ بَحْرِ عِلْمٍ وَحِكَمْ # وَنَهْجُهُ نَهْجُ الْهُدَى فَذَا دُرَى
Dawuhnya berasal dari kedalam ilmu dan hikmah, manhajnya adalah manhaj petunjuk, seperti kita ketahui.
شَيْخٌ يَقُوْمُ نَاشِرًا لِدِيْنِهِ # وَعِلْمِهِ وَعَامِلًا بِهِ نَرَى
Beliau merupakan sosok guru yang selalu menyebarkan nilai-nilai agama Islam dan menebarkan ilmu, serta mengamalkannya.
هُوَ سِرَاجُ الْقَوْمِ مُشْرِقاً يُضِيـْ # ـئُ بِضِيَاءِ عِلْمِهِ ذَا لِلْوَرَى
Beliau adalah pelita masyarakat yang berkilauan, menyinari masyarakat dengan cahaya ilmunya.
عَلَّمَنَا عِلْمَ عَقِيْدَةٍ وَفِقْـ # ـهٍ خُلُقٍ حَدِيْثِ مَنْ خَيْرِ الْوَرَى
Beliau telah mengajarkan kita, ilmu aqidah, fiqh, akhlak (tasawuf) dan hadisnya Nabi Muhammad, sebaik baik makhluk.
يَا رَبَّنَا اِغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْ لَهُ # وَادْخِلْ نَعِيْمَ فَضْلِهِ فَمَا فَرَى
Ya Allah, ampunilah dan berilah rahmat untuk beliau, serta masukanlah beliau dalam surga Naim dari anugrah-Nya, tanpa adanya kedustaan.

Penulis : Muhammad Ilham Zidal Haq, S. Ag., M. Pd (Mutakhorijin PONPES TBS 2014)

Komentar
Related posts
KhazanahKitab

Turost Ulama' Kudus, Inilah Nama-Nama Ulama Kudus dan Karya-nya 

2 Mins read
Dibaca: 135 ونبه على فضل علم الكتابة، لما فيه من المنافع العظيمة، التي لا يحيط بها إلا هو. وما دونت العلوم ،…
beritainfoNasionalpendidikanpesantren

Luluskan Santri Mahasiswa: Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok Gelar Tekankan Kontribusi Santri dalam Menjaga Tradisi dan Kembangkan Inovasi

2 Mins read
Dibaca: 155 Depok- Menjadi mahasantri (mahasiswa santri) menjadi pilihan para mahasiswa/i yang akhirnya memutuskan untuk mondok di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok sembari…
beritapesantren

Seribu Pengasuh Pesantren Menuntut Keadilan Pajak dan Menolak Kampanye Pemilu di Pesantren

2 Mins read
Dibaca: 107 Seribu pengasuh pesantren Indonesia berkumpul di Pesantren Al Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat. Kehadiran pengasuh pesantren bertujuan membahas isu-isu penting terkait…

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.