
Kudus- Pondok Pesantren Ma’hadul ‘Ulumisy Syar’iyyah Yanbu’ul Qur’an kembali menggelar acara besar Haul KH. Muhammad bin Abu Amar ke-31 sekaligus Halal Bihalal ISMUQ ke-20, pada Ahad (20/4/2025). Ratusan alumni dan santri dari berbagai angkatan hadir memadati area pondok, menjadikan momen ini tidak sekadar seremonial, tetapi juga ruang untuk mempererat ukhuwah dan menyegarkan kembali nilai-nilai pesantren.
Acara diawali dengan pembacaan tahlil dan doa bersama untuk almaghfurlah KH. Muhammad bin Abu Amar, ayah dari pendiri pesantren yang dikenal luas sebagai ulama Alim dan tokoh penuh teladan. Dalam suasana khidmat, hadirin menyimak nasehat penuh hikmah dari pengasuh pondok: Romo KH. M. Arifin Fanani dan Romo KH. Hasan Fauzi.
Dalam dawuhnya, Romo KH. M. Arifin Fanani menekankan pentingnya menjaga warisan nilai ketawadluan sebagai ruh seorang santri. “At-tawādlu‘ li al-mutawādli‘ shadaqatun,” tutur beliau, mengingatkan bahwa rendah hati adalah bentuk sedekah y. “ciri khas santri Pondok Pesantren PP. MUS-Yanbu’ul Qur’an yaitu selalu menjaga nilai-nilai dan rasa ketawadluan sebagai santri.,” lanjut beliau.
Sementara itu, Romo KH. Hasan Fauzi menyampaikan nasihat tajam dan menyentuh tentang pentingnya istiqamah dalam berbuat kebaikan. “Lā khaira fī khairin lā yadūmu,” ujar beliau. “Tidak ada kebaikan dalam amal yang tidak istiqamah. Bahkan, orang yang dulunya dikenal baik tapi kemudian menyimpang, jauh lebih buruk dari orang yang dulu buruk tapi kini istiqamah dalam kebaikan.” Beliau menegaskan bahwa kemuliaan hanya akan datang jika nilai-nilai dijaga dengan konsistensi dan kerendahan hati.
Selain itu, beliau juga mengangkat isu penting terkait dosa sosial, yakni kezaliman. “Tidak ada dosa yang lebih berat di sisi Allah daripada dosa dholim,” tegas beliau. “Dan dosa ini hanya akan terampuni jika pelakunya benar-benar meminta maaf pada korbannya. Ini pelajaran besar bagi kita semua dalam membangun relasi dan menjaga hati orang lain.”
Acara ditutup dengan penuh haru melalui sesi mushafahah kepada Romo KH. M. Arifin Fanani dan Romo KH. Hasan Fauzi, diikuti seluruh alumni yang hadir. Suasana penuh kehangatan berlanjut dalam momen ramah tamah sembari menikmati hidangan khas pondok: soto dan lontong tahu. Obrolan ringan penuh canda tawa mengalir, menghidupkan kembali kenangan masa belajar di pesantren.
Rangkaian kegiatan ini bukan hanya sekadar memperingati haul dan Halal Bihalal, tetapi juga menjadi pengingat kolektif akan pentingnya menjunjung tinggi nilai ketawadluan, istiqamah, dan silaturahim—tiga pilar utama dalam kehidupan santri yang terus relevan sepanjang zaman.