Ada beberapa hal yang menyebabkan manusia menjadi baik, yakni agama, harta, bagus akhlak, punya rasa malu dan dermawan.
Hal itu disampaikan oleh KH. Ahmad Arwan dalam acara Haflah Akhirussanah dan Halal bi Halal 1442 H Pondok Pesantren Duta Aswaja Kudus, Ahad (30/5).
Kiai Arwan dalam mauidzohnya menjelaskan lima hal yang menyebabkan manusia menjadi baik.
“Manusia menjadi baik itu ada lima hal. Pertama, agama. Orang kalau punya agama Insya Allah bakal baik. Kedua, ilmu. Ilmu itu sangat penting. Ketiga, malu. Orang itu harus punya malu. Keempat, khusnul akhlak atau bagus akhlaknya. Orang itu harus punya akhlak yang bagus. Kelima, lomo atau dermawan. Orang jika diberikan harta harus punya sifat dermawan, ” jelasnya.
Kiai Arwan juga memaparkan bahwa santri itu bermacam-macam.
“Macem santri itu ada empat. Pertama, punya harta dan ilmu, ini paket lengkap. Kedua, punya ilmu, tapi tidak punya harta. Ini bagus. Ketiga, punya harta, tapi tidak punya ilmu. Masih lumayan, masih bisa beramal dengan hartanya,” paparnya.
“Keempat, ini jangan sampai terjadi, yakni tidak punya dua-duanya, ilmu tidak punya, harta juga tidak punya. Ini santri yang madlarat. Kalau bisa ya nomor satu, kalau gak bisa ya minimal nomor dua. Jangan sampai nomor empat,” lanjutnya.
Kia Arwan juga menyampaikan, jika santri sudah punya ilmu dan harta, maka ia termasuk orang yang paling beruntung dan bahagia.
“Santri yang paling beruntung dan bahagia adalah santri yang memiliki ilmu dan harta. Ya punya ilmu, ya punya harta. Paket lengkap,” terangnya.
Selain itu, Kiai Arwan juga mengajak semuanya, utamanya santri untuk beramal sholeh.
“Kita harus tetap beramal. Jika punya ilmu maka beramal dengan ilmu. Jika punya harta, maka beramal dengan hartanya,” ajak salah satu Kiai sepuh di Kudus ini.
Terkait Al-Qur’an, Kiai Arwan menyampaikan bahwa jika ingin bertemu Allah, maka harus memuliakan keluarga-Nya.
” Jika ingin bertemu dengan Allah, maka harus memuliakan keluarganya Allah yakni para Ahli Qur’an. Para ahli Al-Qur’an itu keluarga Allah,” jelasnya.
Di akhir, Kiai Ahmad Arwan juga berpesan agar santri tetap menghormati orang tua.
“Walau kalian sudah hafal Al-Qur’an, jangan pernah meremehkan orang tua. Harus tetap dihormati. Kalian bisa hafal itu karena orang tua,” pesannya.