SANTRIMENARA.COM, KUDUS –Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) menyebut Indonesia perlu dirombak total. Budayawan kelahiran Jombang Jawa Timur tersebut beralasan karena Indonesia kondisinya sampai sejauh ini masih belum aman.
“Kriteria aman setidaknya ada jaminan atas keamanan baik yang berupa barang dan apalagi ekonomi,” ujarnya di hadapan ribuan santri yang memadati lapangan Qudsiyyah di jalan KHR 32 Damaran, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Rabu (3/8/2016) malam.
Cak Nun yang hadir bersama Kyai Kanjeng mengibaratkan dalam syair Lir Ilir ada kata dondomono (jahitlah). Indonesia saat ini tak bisa lagi hanya dijahit, karena sudah rusak dan jebol di banyak aspek. “Faktanya secara ekonomi Indonesia masih terjajah, emas dikuras oleh asing. Jadi secara luas apa yang seharusnya milik bangsa dan negara ini belum aman,” katanya.
Cak Nun dalam pengajian peringatan satu abad Qudsiyyah itu diminta mendaulat selawat Asnawiyah karya pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus KHR Asnawi sebagai selawat kebangsaan. Dimana syair dalam sholawat tersebut tersimpan semangat rasa nasionalisme dan cinta tanah air. “Mudah mudahan dari Kudus, selawat Asnawiyah menyebar ke pelosok Indonesia,” ujarnya.
Selain ribuan santri, pada kesempatan tersebut juga hadir sejumlah tokoh, akademisi, dan ulama antara lain Ketua Bahsul Masail Yogyakarta KH Muzammil. Menurut Muzammil sosok KHR Asnawi selain dikenal sebagai ulama yang konsisten dalam syiar Islam ke berbagai daerah, juga anti penjajah.
“Lewat syair yang diciptakannya itu jelas Kiai Asnawi yang anti kolonial. Bahkan konon setiap Jumat Pahing Mbah Asnawi rutin mengajar di masjid Sunan Muria Colo, Dawe dengan berjalan kaki. Meski jaraknya mencapai 36 kilometer,” katanya. (smc-008)