SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR – Ngaji Pasan 1438 H oleh KH M Sya’roni Ahmadi Kudus di Masjid Al Aqsha Menara Kudus pada Sabtu (03/06/2017) mengkaji surat Ali Imran ayat 12-15. Empat ayat tersebut menjelaskan tentang janji Allah atas kemenangan umat islam, jihad terbesar, 6 hal yang disenangi manusia dan gambaran kenikmatan surga. Berikut kajiannya:
Surat Ali Imran ayat 12 – 13
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ (12) قَدْ كَانَ لَكُمْ آَيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَى كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُمْ مِثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ (13)
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.”
Kata سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ dalam qira’ah sab’ah ada 2 bacaan:
- “Satughlabuuna wa tuhsyaruuna” memakai huruf mudhara’ah ta’
- “Sayughlabuuna wa yuhsyaruuna” memakai huruf mudhara’ah ya’
Orang kafir pasti akan kalah berhadapan dengan umat Islam. Kebenaran firman Allah terbukti dengan kalahnya orang kafir di tangan umat Islam saat perang Badar. Secara kasat mata umat Islam tidak mungkin mengalahkan orang kafir. Umat Islam saat itu hanya 313 tentara pejalan kaki, hanya 2 saja yang menunggang kuda dan kebanyakan membawa batu karena yang memakai senjata hanya 6 tombak dan 8 pedang, sedang pihak kafir ada 1000 tentara. Saat terjadi perang badar peristiwa diluar nalar terjadi, tentara malaikat datang ikut membantu umat Islam dengan menunggang kuda dan bersurban. Surban adalah pakaian Islam bukan pakaian orang Arab, karena orang Arab memakai Iqal. Orang kafir melihat jumlah tentara Islam berlipat ganda dari jumlah sebenarnya. Tentara Islam melempar batu, malaikat memenggal leher orang kafir sehingga seolah kematiannya karena lemparan batu tentara Islam. Usai perang badar Nabi Muhammad SAW bersabda:
رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر
“Kita telah kembali dari jihad yang paling kecil menuju jihad yang lebih besar.”
Para shahabat yang ikut merasakan beratnya perang Badar heran dan bertanya: “Apa itu jihad yang lebih besar wahai Rasullullah?” Rasulullah menjawab:
الجهاد الأكبر هو جهاد النفس
“Jihad yang paling besar adalah jihad memerangi hawa nafsu.”
Jihad Ashghar (perang kecil) musuhnya terlihat dan Jihad Akbar (perang besar) musuhnya nafsu dan setiap orang memiliki nafsu. Dalam syariat Islam ada perintah puasa sebagai sarana menata nafsu agar terbiasa melakukan kebaikan.
Manusia dibekali 2 senjata: nafsu dan akal. Nafsu yang condong melakukan kejelekan dibantu setan, akal yang senang melakukan kebaikan dibantu Ilmu. Lalu kenapa bulan puasa masih ada maksiat padahal saat itu setan dibelenggu? Sebelas bulan sebelum Ramadlan setan leluasa membantu nafsu berbuat kejelekan sehingga waktu Ramadlan tiba nafsu tetap liar walaupun setan telah dibelenggu. Nafsu seperti anak kecil, jika sudah saatnya disapih kita biarkan menyusu maka sampai dewasa ia akan tetap menyusu. Sebagaimana disampaikan imam Qusyairi dalam qashidah burdahnya:
والنفس كالطفل إن تهمله شب على * حبّ الرضاع وإن تفطمه ينفطم
“Nafsu koyo cah cilik nak dijarno ngemik wae * ngemik terus nganti gedhe moro ngemik bojone.” (makna jawa versi Kiai Sya’roni memakai bahar basith sebagaimana syair aslinya)
Orang yang mengetahui rahasia keutamaan puasa niscaya akan berharap setahun berpuasa.
Perang Badar menjadi bukti bahwa kemenangan dalam peperangan bukan karena banyaknya tentara atau senjata tapi atas kuasa Allah SWT.
Baca juga ayat sebelumnya:
QS Ali Imran ayat 1 – 6
QS Ali Imran ayat 7 – 11
Surat Ali Imran ayat 14 – 15
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآَبِ (14) قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (15)
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?.” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”
Karakter dasar manusia ketika masih hidup di dunia senang terhadap 6 hal:
- Wanita, setiap orang pasti senang pada wanita, sehingga umat Islam diperbolehkan menikah lagi tapi tidak boleh lebih dari empat.
- Anak laki-laki, cucu, buyut dan seterusnya
- Harta benda berupa emas, perak dan perhiasan
- Kendaraan seperti mobil, kapal atau kuda
- Hewan ternak seperti onta, sapi, kerbau dan kambing
- Sawah ladang
Enam kesenangan dunia di atas bersifat sementara, karena akan sirna ketika meninggal dunia. Allah mengingatkan bahwa ada kesenangan yang lebih baik dibanding kesenangan dunia yaitu surga.
Gambaran surga berupa pertamanan yang mengalir di bawahnya sungai, bukan persawahan. Sungai yang mengalir di bawahnya berupa sungai nan indah berupa empat macam: sungai air murni, susu, madu dan arak yang tidak memabukkan sebagaimana disebut dalam Q.S. Muhammad ayat 15:
مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آَسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring;”
Kenikmatan surga berikutnya adalah adanya bidadari-bidadari yang suci dari haidl, selamanya tidak kencing, buang hajat yang bisa kita kehendaki cukup dengan mengucap “Subhaanakallahumma”. Kenikmatan makanan surga berbeda dengan makanan di dunia. Gigitan kedua lebih enak dibanding gigitan sebelumnya, gigitan ketiga lebih enak dari gigitan kedua demikian seterusnya. Dalam surga tidak dihinggapi rasa bosan.
Penghuni surga ditawari kenikmatan yang lebih nikmat dari yang sudah dinikmati. Didatangkannya Nabi Dawud untuk melantunkan kitab Zabur, penghuni surga terpesona dan ternyata suara Nabi Dawud lebih nikmat dibanding kenikmatan sebelumnya. Kemudian mereka ditawari lagi kenikmatan yang lebih nikmat. Didatangkan Nabi Muhammad SAW kemudian Nabi membacakan Al Qur’an dan ternyata itu lebih nikmat dari suara Nabi Dawud. Mereka ditawari lagi kenikmatan yang paling nikmat yaitu bisa melihat Dzat Allah dan ternyata melihat Allah adalah kenikmatan di atas segalanya. (smc-777)