SANTRIMENARA.COM, KUDUS – Lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathan menggema dalam ruang MA NU TBS Kudus saat Grand Opening Hari Santri untuk kabupaten Kudus sekaligus Sarasehan Santri yang dilaksanakan pada Ahad Pon (15/10/2017). Setelah Sarasehan Santri akan diikuti beragam kegiatan berikut: Santri Preneurship pada Jumat – Sabtu (20-21/10) di Hotel @Home Kudus, Napak Tilas pada Jumat Pon (20/10) di PP. Raudlatut Tholibin Bendan Kudus, 1 Milyar Shalawat Nariyah pada Sabtu Wage (21/10) di berbagai majlis ta’lim tempat ibadah dan mushalla, Apel Santri pada Ahad Kliwon (22/10) di Simpang Tujuh Kudus, Santri Bershalawat bersama Habib Luthfi KH. Maimoen Zubair dan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf pada Senin Legi (23/10) di depan Air Mancur Alun-alun Simpang Tujuh, Mlaku-mlaku Bareng Santri pada Senin Legi (23/10) start dari Simpang Tujuh Kudus.
Dalam Grand Opening Hari Santri dan Sarasehan Santri hadir Prof. Dr. KH. Noor Ahmad, MA (wakil ketua Komisi VIII DPR RI), Minan Muhammad, S.Pd, MM (mewakili Disdikpora Kudus) Drs. H. Noor Badi MM. (kepala Kemenag Kudus), KH. Ahmad Hamdani, Lc, MA (Ketua MUI Kudus), Dr. H. Kisbiyanto M.Pd. (ketua PC. ISNU Kudus), beberapa dewan perwakilan rakyat daerah, Kepala Madin dan TPQ, Pengurus FKDT dan Badko Kabupaten Kudus, Pengurus Cabang NU Kabupaten Kudus beserta Banom-banomnya. Hadir pula ulama kharismatik di kota Kudus di antaranya KH. Choirozyad TA, KH. M. Arifin Fanani, KH. Hasan Fauzi dan KH. Musthafa Imron, S.H.I.
Sarasehan Santri sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional 2017 di Kabupaten Kudus mengusung tema ”Kudus Kota Santri: Merindukan Penerapan Perda Diniyyah”. Perda Diniyah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Madrasah Diniyah Takmiliyah yang telah diputuskan DRPD Kudus 4 tahun yang lalu seakan tidak terlihat taringnya dan dirasa belum terlihat implementasinya.
Sebagai tuan rumah, Pengurus Yayasan Madrasah TBS Kudus merasa mendapat penghormatan dan menyambut baik kegiatan Sarasehan Santri ini. Yai Zad mengapresiasi perjuangan para anggota legislatif yang telah memperjuangkan nasib madasah diniyah dan TPQ hingga terbit Perda Inisiatif. “Tujuan baik itu jangan ditutupi” tegasnya.
Lebih lanjut dalam sambutannya beliau mengisahkan peran santri dan nasionalisme kiai dari Kudus dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. “Ir Sukarno ra’suna, ra’sun ala undunsina, wakaifa la kabupaten, fihi subarkah aliya” adalah bait lagu berbahasa Arab karya Kiai Asnawi Bendan sebagai sambutan kepada presiden RI pertama Ir Soekarno saat berkunjung di kota Kudus di masa pemerintahan Subarkah Bupati Kudus. (smc-777)