SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR. Malam terasa dingin dan masih gelap, Ngaji Tafsir KH. Sya’roni Ahmadi di Masjid Al Aqsa Kudus sudah dimulai. Pagi ini tanggal 13 Juni 2017, KH. Sya’roni Ahmadi mengulang satu ayat tentang Nabi Ibrahim adalah orang Islam bukan Yahudi atau Nasrani. Keterangan ini ada pada Surat Ali Imran ayat ke enam puluh tujuh. Pada Ayat ke 68, KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan bahwa pada ayat ini yang seharusnya mengikuti Nabi Ibrahim adalah Nabi Muhammad SAW dan orang yang beriman bukan Yahudi dan Nasrani.
Selanjutnya sebab turunnya ayat ke 69 Surat Ali Imran ini menurut KH. Sya’roni Ahmadi adalah ketika orang Yahudi menghasut kepada sahabat yang fakir untuk keluar Islam dengan dikasih imbalan uang. Namun para sahabat menolaknya. “Iman dari sahabat Nabi Muhammad kuat-kuat, tidak bisa digoda dengan uang,” terangnya.
KH. Sya’roni Ahmadi juga bercerita ketika Yahudi mengajak ulama pada zaman Nabi Musa bernama Bal’am. Pada awalnya Yahudi mencoba merayu Bal’am dengan harta, namun Bal’am menolaknya. Dicoba beberapa kali namun tetap ditolaknya.
Yahudi mencoba lagi dengan mendekati istri Bal’am. Pada awalnya yahudi ditolak namun dengan harta yang ditawarkan oleh Yahudi, akhirnya istri Bal’am ini tergoda, dan meminta Bal’am untuk memusuhi Nabi Musa. “Musuhi kok Nabi Musa, ditumpas langsung oleh Nabi Musa sampai lidahnya menjulur seperti anjing dan tidak bisa bertaubat,” terang Yai Sya’roni.
Pada ayat ini KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan bahwa hasut orang sehingga menjadikan kafir itu dosanya besar sama dengan mengislamkan orang bisa mendapatkan pahala yang besar. Yahudi yang menghasut tersebut sebenarnya menyesatkan dirinya sendiri.
Pada Ayat selanjutnya KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan tentang ahli kitab yang merubah kitab kitab nya seperti Injil dan Taurat padahal mereka mengetahui kebenarannya. “Seperti mereka merubah sosok Nabi Muhammad SAW yang gagah dan tampan di rubah dalam injil menjadi sosok yang hitam dan kurus,” terangnya.
Ada juga sifat Yahudi dalam ayat ke 72 ini menjelaskan ketika kaum Yahudi berencana masuk islam pada pagi harinya dan kembali yahudi ketika sorenya agar umat Islam kembali kafir. “Mereka kembali kafir setelah masuk islam dan mengatakan bahwa Islam tidak cocok, dan mengajak yang lain untuk kembali kafir,” terang Yai Sya’roni.
Pada Ayat seterusnya dijelaskan bahwa Yahudi bilang jangan percaya kepada orang yang tidak seiman. Maka dibantahlah perkataan tersebut bahwa petunjuk yang harus dipercaya adalah Islam. Ketika masih ada yang membantah maka katakanlah anugrah itu milik Allah SWT dan diberikan kepada orang-orang yang di pilihnya.
Pada ayat ke tujuh puluh lima ini, KH Sya’roni Ahmadi menjelaskan tentang Ahli kitab ada yang bila dipercayai untuk menyimpan harta seperti Abdullah Bin Salam. Namun banyak dari mereka juga tidak bisa dipecaya. (SMC-199)