opini

Filantropi Islam, Saling Bantu ala Rasulallah

2 Mins read

Sudah dua tahun pandemi Covid-19 melanda di berbagai belahan dunia. Wabah yang mendunia ini membawa dampak multisektoral dalam kehidupan Bangsa Indonesia. Diantara dampak yang paling terasa adalah pada sektor ekonomi.

Pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian Indonesia dengan menurunnya pendapatan masyarakat dan negara. Sektor-sektor bisnis mengalami penurunan omset yang signifikan, utamanya sektor pariwisata dan manufaktur. Akibatnya adalah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau merumahkan pekerja untuk sementara waktu.

Tercatat lebih dari 1,7 juta pekerja di Indonesia telah dirumahkan atau di PHK semenjak tha’un Covid-19 merebak. Fenomena tersebut mengakibatkan banyak dari saudara-saudara kita yang kehilangan pekerjaan. Beban biaya hidup yang dulunya ditopang dari pekerjaan tersebut, otomatis juga terhenti. Patutlah dalam suasana paceklik seperti ini, kiranya kita bisa saling membantu.

Kita perlu mencontoh Rasulallah. Rasulallah tidak hanya memperbanyak ritus-ritus ibadah vertikal saja, relasi antara hamba dan Tuhan. Tetapi beliau mengimbanginya dengan memperbanyak ibadah horizontal yang bernilai sosial. Nabi tidak hanya sekadar memperbanyak salat sunah dan tadarus al-Quran di masjid. Namun beliau juga semakin sering membantu sesama dan memberikan sedekah.

Rasulallah Muhammad terkenal sebagai figur yang suka mendermakan hartanya. Berbeda dengan bulan biasa, pada bulan puasa, beliau meningkatkan lagi intensitas sedekahnya. Sebuah riwayat menceritakan, kedermawanan Nabi pada bulan puasa melibihi kesegaran dan kenikmatan angin yang berhembus (HR. Ahmad).  

Berbagi melalui sedekah merupakan cerminan dari sebuah perilaku  filantropi. Rasulallah memberikan teladan pada kita dengan membangkitkan semangat filantropi Islam di bulan suci Ramadan. Filantropi diartikan sebagai sikap dan sifat murah hati, menyayangi umat manusia, mudah menolong orang yang sedang kesusahan dan tentu masih banyak bentuk lainnya.

Baca Juga  Puasa adalah Pendidikan Nilai, Praktiknya Harus Dijalankan Sejak Dini

Dalam Islam, filantropi bisa berbentuk zakat, infaq, sedekah atau donasi lainnya. Zakat dan infaq terbatas pada harta dan properti tertentu, sedangkan sedekah memiliki makna yang lebih luas. Ia tidak hanya dimaknai menyumbangkan sejumlah uang kepada orang lain. Segala perbuatan baik kita kepada orang lain tergolong sedekah. Menciptakan suasana yang teduh, damai dan tenang di lingkungan sekitar adalah sedekah. Bahkan tersenyum kepada tetangga, teman sekantor atau orang lain juga memiliki nilai sedekah. Tidak berhenti pada manusia, perbuatan baik kita kepada binatang dan alam juga dikatakan sebagai sedekah.

Sikap filantropis ini menjadi penting dan relevan dalam kehidupan bangsa kita saat ini. Terpaan gejolak ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan diakibatkan menurunnya pendapatan bahkan sampai hilangnya pekerjaan. Banyak dari saudara kita yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup ataupun berkehidupan yang layak.

Ramadan ini merupakan momen yang tepat bagi kita untuk membangkitkan kembali semangat filantropi Islam sebagaimana yang telah diteladankan Rasulallah. Filantropi sebagai gaya hidup untuk mencinta sesama, mengasihi kaum duafa. Peduli dan saling membantu menjadi salah satu solusi yang memiliki potensi besar untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ketimpangan ekonomi. Dengan menjalankan filantropi islam kita juga turut membantu persoalan krusial bangsa ini. Semangat filantropi akan mampu mengikis jurang pemisah antara si miskin dan si kaya. Pada ujungnya akan menguatnya ukhuwah insaniyah dan wathaniyah sesama anak bangsa. Wallahu a’lam.

Baca artikel lainnya disini, atau telusuri terkait Ramadan disini.

Komentar
1 posts

About author
Dosen UIN Walisongo Semarang, Pegiat di Fordissa Institute
Articles
Related posts
Essaiopini

Bulan Ramadhan dan Tantangan di Dalamnya

2 Mins read
Dibaca: 175 Oleh: Moh. Haidar Latief Saat ini kita memasuki bulan yang mulia, bulan yang dinantikan kehadirannya oleh seluruh umat Muslim seluruh…
opinipendidikanpesantrensantri

Masa Depan, Santri Dituntut Harus Bisa Bahasa Mandarin

1 Mins read
Dibaca: 333 Santri ialah mereka yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren. Santri biasanya menetap di asrama (pondok) dengan kurun waktu tertentu….
opini

Olimpiade Tokyo 2020: Cobaan Greysia Terbalas Emas

2 Mins read
Ujian Greysia semakin berat semenjak kakaknya meninggalkannya pada akhir tahun 2020, beberapa anggota keluarganya juga terpapar covid-19.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.