SANTRIMENARA.COM, KUDUS – Pengajian Kebangsaan dalam rangka Peringatan Maulid Nabi dan Haul Eyang Suryo Kusumo diselenggarakan pada Selasa (21/11) di pondok pesantren Nashrul Ummah Mejobo Kudus. Pengunjung yang diperkiraan sampai ribuan meluber sampai keluar halaman pondok pesantren untuk mendengarkan mauidhah dari KH Ali Masyhuri (Gus Ali) dari Sidoarjo dan Habib Luhtfi bin Yahya dari Pekalongan.
Baca berita terkait Habib Luthfi: Hubungan Astronomi Dengan Anatomi
Usai lantunan mars Syubbanul Wathan acara disela dengan pelantikan Pengurus Ranting Gerakan Pemuda Ansor Mejobo. Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Kudus H Sarmanto melantik 20 orang yang menduduki kepengurusan Ranting GP Ansor Mejobo periode 2017 – 2019 di bawah kepemimpinan M Jamilludin, S.Pd selaku ketua ranting.
Gus Ali Masyhuri dalam mauidhahnya berpesan untuk senantiasa menjaga, memperbaiki dan membersihkan hati. Ia menandaskan bahwa do’a seseorang mudah dikabulkan manakala hatinya bersih.
“Untuk menuju hati yang bersih dibutuhkan pembimbing (mursyid), sebagaimana mengerjakan tesis misalnya, butuh dosen pembimbing, menyelesaikan disertasi juga butuh pembimbing, begitu pula untuk wushul kepada Allah SWT juga butuh pembimbing.” lanjutnya.
Pengasuh Bumi Shalawat ini juga mengingatkan hal-hal yang dapat meracuni hati seseorang. Berlebihan dalam berbicara, makan, memandang terutama memandang lawan jenis dan dalam bergaul atau salah pergaulan.
Agar apa yang disampaikan mudah diterima pendengarnya, seorang mubaligh harus sudah selesai dengan dirinya sendiri. Mengutip perkataan Ali Bin Abi Thalib “Orang mukmin apabila berbicara hendaknya hatinya di depan, dan lisannya di belakang” ia berpesan sebelum bicara hendaknya dipikir terlebih dahulu. Dalam pergaulan ada hal yang harus dimengerti bahwa sikap, mental dan kepribadian seseorang dipengaruhi dan diwarnai oleh teman.
Orang akan menjadi baik dan hebat manakala temannya juga seorang yang baik dan hebat. Sebagaimana pendiri jamiyyah Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ari menjadi hebat karena di sana ada KH. Wahab Hasbullah.
Sementara Habib Luthfi dalam kesempatan maudhah hasanahnya menyampaikan pentingnya belajar sejarah dari Rasulullah, Ahlul Bait dan Ulama. (smc-777)