SANTRIMENARA.COM, KUDUS- “Salah satu keberuntungan tertinggi dari siapapun adalah menjadi murid para kiai. Dan Allah menganugerahkan saya keberuntungan itu, di madrasah TBS,” tutur Tub’ Yawaladie, santri penulis yang lulus Madrasah Tasywiqut Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus tahun 2007.
Alumni asli Ogan Komering Ilir Palembang ini bertekad dari kejauhan kampung halamannya, demi dapat memnghadiri forum akbar Silaturrahim Nasional dan Ngaji Bareng Masyayikh TBS, Sabtu (23/7/2016). Dari pelosok, ia membawa kerinduan, kisah dan juga pertanyaan kehidupan.
“Saya mendapatkan lebih dari yang saya butuhkan, lebih dari yang saya rindukan, di majlis mulia ini. Santri manapun tidak bisa tidak bahagia bila ia bersempat memandang wajah guru-gurunya, lalu hatinya tertetes kesejukan nasihat,” ungkapnya.
Kepada redaksi, ia mengisahkan bagaimana ujian seorang santri yang tertakdirkan jauh dari guru-gurunya. Tidak sedikit tantangan zaman dan ruang yang tidak mungkin disangga sendirian. Silatnas memberikannya jawaban. “Guru tetaplah guru. Dia adalah segalanya, selamanya. Tali keselamatan ada padanya,” ungkapnya, memaknai dawuh KH. Arifin Fanani dalam rangkaian mauidhoh Ngaji Bareng Masyayikh TBS.
Ketika hadir di forum Silatnas dan mengetahui lahirnya situs SantriMenara.Com, santri yang aktif belajar di Majalah Arwaniyyah ini mengaku takjub. Baginya, situs tersebut benar-benar jawaban atas kegelisahannya tentang bagaimana agar para alumni santri dapat terus-menerus menjalin silaturrahim dengan para guru.
“Selain misi utama menjadi pagar intelektual aswaja, website ini juga wajib menjadi penghubung (rabithah) antara murid dan guru. Bila saya haus tetesan ilmu ahlussunnah khas menara, saya akan mencarinya di SantriMenara.Com, dan bila saya merindukan para guru, saya berharap dia memiliki sesuatu yang dapat mengobatiku,” harapnya.
Menurut penulis buku “Menulis Yang Mentaqwakan” ini, hadirnya SantriMenara.Com, adalah momentum penting dan bersejarah untuk menggugah geliat kepenulisan para santri, terutama alumni madrasah TBS Kudus.
Mengaminkan dawuh KH. M. Ulil Albab Arwani dalam kesempatan mauidhoh, sebagaimana Al Qur’an menginspirasikan, penting bagi santri membudayakan membaca dan menulis. “Saya menyaksikan betapa tidak terhitungnya santri TBS yang difadhalkan Allah menulis. Bila SantriMenara.Com mampu merangkul mereka, sesungguhnya itu akan menjadi kekuatan yang besar untuk menghidupkan ilmu-ilmu salafiyyah,” pungkasnya. (smc-212)