SANTRIMENARA.COM, KUDUS – Keterbatasan biaya acara #SilatnasTBS ternyata tidak membuat panitia kehilangan semangat. Jumlah alumni Madrasah TBS yang mencapai ribuan per tahun adalah aset mahal bagi mereka. Sumber dana semuanya diambil dari para alumni madrasah yang kini berusia 90 tahun itu. #SilatnasTBS siap digelar 23 Juli 2016 berkat dana royokan amal.
Dua malam sebelum acara #SilatnasTBS berlangsung (Kamis, 21/07/2016), grup Santri TBS yang beranggotakan 250 orang itu, melakukan lelang untuk pendanaan tratak, cagak, kursi, panggung, diesel dan penerangan, kipas angin blower, video shooting dan sound system. Total dana Rp. 13.625.000,-. Semua habis kuota disengkuyung 32 nama penyumbang dalam 3 jam. Bahkan alumni TBS yang kini menjadi anggota DPRD Kudus menyumbang lebih dari yang dilelangkan.
Melihat keguyuban tersebut, Saifuddin Zuhri, alumni TBS 2005 menangis haru. Ia mengaku bangga menjadi bagian dari santri menara di TBS Kudus karena hampir semua angkatan tanpa membedakan profesi, bareng-bareng menyukseskan acara dengan sungguh-sungguh hanya untuk menghormati tamu dan khidmah kepada masyayikh.
Nafiul Haris, alumni TBS 2010 juga terharu melihat para alumni yang ikhlas menyumbang via lelang sesuai kemampuan. “Orak iso omong. Mung syukur iso sekolah neng TBS. Rak gelo mbiyen dipekso bapaku kon sekolah TBS,” papar sarjana HI (Hubungan Internasional) ini kepada SantriMenara.Com, Jumat (22/07/2016).
Sebagai bendahara acara, Charis Rohman, merasa terbantu atas semua inisiatif sahabat alumni madrasah TBS. Guru MA TBS ini menjelaskan bahwa semua dana acara bersumber dari orang-orang yang ada kaitan langsung dengan madrasah. “90 persen dana acara, semua dari alumni, sisanya dari mereka yang hormat kepada kiai TBS,” ujarnya, kemarin.
Panitia mempersilakan kepada alumni yang memiliki usaha untuk membuat kreatifitas untuk suksesnya acara ini. Ada yang kemudian berinisiatif membuat kaos #SilatnasTBS, membuat buku, membuat stand the herbal selama acara dan produk lainnya. Jika laku, sebagian keuntungan diserahkan kepada panitia. “Ada yang memberikan 20 persen dari harga, 25 persen juga ada, bahkan ada yang 50 persen diserahkan kepada panitia,” imbuh Charis.
Dana yang paling banyak terkumpul, lanjutnya, adalah dana sumbangan dari para alumni yang tidak hadir. Hampir 50 persen total pendanaan disuplai para alumni per angkatan melalui transfer rekening panitia, meskipun yang setor secara cash juga tidak sedikit. “Alhamdulillah, ini barokah jadi santrinya Mbah Sunan Kudus,” ujar Charis.
Mungkin benar apa yang dikatakan oleh alumni Madrasah TBS 2002, Kang Munif. Ia mengatakan: “Sukses Silatnas dan Ngaji Bareng Masyayikh TBS tidak diperlukan orang yang banyak duit, tapi orang yang mau menyisihkan duitnya yang banyak”. (smc-212)