
Kudus – Ahad, 27 April 2025, Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kecamatan Jekulo sukses menggelar kegiatan Wisata Religi Ziarah Makam Para Wali yang diikuti oleh para Guru Madrasah Diniyah. Kegiatan ini bertujuan untuk meneladani perjuangan ulama, memperkuat semangat keilmuan, serta memperkaya wawasan sejarah Islam Nusantara.
Rangkaian perjalanan dimulai dari ziarah ke Makam Sunan Kudus, dilanjutkan ke Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak. Setelah beristirahat dan makan siang di Temanggung, rombongan melanjutkan perjalanan ke Makam Gunung Pring, Makam Simbah KH. Dalhar Watucongol, Muntilan, Magelang, dan ditutup dengan ziarah ke kompleks Makam Krapyak Yogyakarta, yang menjadi tempat peristirahatan tiga tokoh nasional: KH. Munawir (tokoh Qira’at Sab’ah), KH. Ali Ma’shum (mantan Rais ‘Aam PBNU), dan KH. Thalhah Manshur (pendiri sekaligus Ketua Umum pertama PP IPNU).

Ketua FKDT Jekulo, KH. Asadi al-Qudsy, S.Pd.I. dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. Beliau menekankan bahwa kesuksesan kegiatan merupakan bukti nyata kekompakan dan kerja sama seluruh pihak selama ini.
“Ini adalah bentuk rasa syukur kita atas beberapa program FKDT di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Keberhasilan ini membuktikan kekompakan kita, namun tentu masih ada beberapa catatan untuk perbaikan, khususnya terkait administrasi EMIS dan Ijob. Semua itu menjadi bahan muhasabah diri agar ke depan kita semakin baik,” tutur beliau.
KH. Asadi al-Qudsi juga memberikan beberapa nasehat bermakna kepada peserta. Beliau mengingatkan bahwa ujian besar seseorang adalah dalam mengasuh anak dan mengurus administrasi. “Kalau menghadapi keduanya, sediakan timun atau semangka di samping,” gurau beliau, disambut tawa hangat peserta. Sebagai tips, beliau menganjurkan agar para guru sesekali melakukan piknik atau ziarah untuk menyegarkan semangat dan memperbaharui niat perjuangan.
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menekankan pentingnya sanad keilmuan. Ia menuturkan bahwa sanad guru Mbah KH. Arwani Amin dalam bidang Al-Qur’an bersambung kepada Mbah KH. Munawir Krapyak, sedangkan dalam bidang Tasawuf dan Thariqah melalui Mbah KH. Manshur Pompongan Klaten. Keistimewaan Mbah Arwani, lanjut beliau, adalah khidmah luar biasa kepada para guru serta ketelitian dalam memilih guru yang memiliki sanad hingga Rasulullah.

“Mbah Arwani bahkan memiliki guru dan murid yang sama-sama bernama Mbah Manshur,” tambah beliau. Menurut KH. As’adi, dalam tradisi Madura pun, seorang santri baru dianggap benar-benar ‘tashih al-Qur’annya’ jika pernah belajar al-Qur’an di Kudus, khususnya di Pondok Mazra’atul Ulum.
Setelah rihlah spiritual yang penuh makna, rombongan sempat membeli oleh-oleh di Bakpia Pathuk 25 sebelum akhirnya bertolak pulang. Alhamdulillah, seluruh peserta tiba kembali di Kudus dengan selamat sekitar pukul 23.00 WIB.
Semoga kegiatan ini menjadi wasilah bertambahnya keberkahan, semangat keilmuan, serta mempererat ukhuwah di antara seluruh guru Madrasah Diniyah Takmiliyah Kecamatan Jekulo.