SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR. Monitor besar sudah menyala, gambar video sudah mulai terlihat bahwa KH. Sya’roni Ahmadi mulai menjelaskan Tafsir Al Qur’an. Monitor ini baik dari LCD TV maupun dari Proyektor sangat membantu santri yang mengaji. Sosok yang ditunggu penjelasannya bisa terlihat, meski kita berada di luar.
Ngaji Tafsir KH. Sya’roni Ahmadi pada hari Senin 5 Juni 2017 ini membahas tentang kaum Yahudi. Dalam penjelasannya kaum yahudi adalah mereka keturunan Bani Israil yang tidak memeluk agama islam. Sedangkan Bani Israil adalah mereka keturunan dari Israil. Dan Israil adalah Nabi Yakqub yang memiliki nama Abdullah. Israa dalam bahasa arab adalah abdun dan iil adalah Allah, sehingga Israil dalam bahasa arab artinya Abdullah.
Yahudi dalam penjelasan KH. Sya’roni Ahmadi sering menghina Allah SWT dan Nabinya bahkan membunuh Nabi. “Saya pernah ke Masjidil Aqso untuk salat dan iktikaf di masjid, namun sebelum saya melakukannya saya di tahan dulu oleh tentara Israil, jadi saya tahu betapa ganasnya orang yahudi,” terang KH. Sya’roni Ahmadi.
Mereka Yahudi, tambah Yi Sya’roni, juga dengan seenaknya merubah Taurat yang sudah diturunkan kepada Nabi Musa. “Jadi kalian harus yakin bahwa Taurat dan juga Injil yang saat ini bukan kitab Allah. Karena keduanya sudah diubah,” terangnya.
Pada Zaman Nabi Muhammad SAW, ada salah seorang pemimpin yahudi yang melakukan zina dan ditangkap oleh masyakat lalu diminta di adili Nabi. Selanjutnya diputuskan bahawa orang yang zina ini dijatuhi hukuman rajam. Namun orang yang zina ini menolak dengan alasan ingin diadili dengan kitab Taurat. Lalu dibacakanlah kitab taurat oleh pendeta yang kurang baik. Dan di bacalah kitab Taurat dengan melompati sanksi zina adalah rajam. Namun pendeta yang sudah masuk islam menjelaskan bahwa ada ayat yang tidak dibaca, lalu dibacalah Taurat secara utuh dan diputuskan kesalahannya harus di rajam. “Namun orang Yahudi ini marah marah dan kabur tidak menerima kebenaran,” terang KH. Sya’roni Ahmadi.
Lalu dikatan kepadanya kamu akan mendapatkan siksa yang lebih berat di hari kiamat. Namun lagi-lagi ada alasan bagi Yahudi ini. Yahudi bilang kalau nanti kalau di hari qiyamat hanya disiksa 40 hari. “Ini disebabkan bahwa ketika Nabi Musa pergi ke gunung Thursina, meninggalkan kaumnya selama 40 hari,” terang KH. Sya’roni Ahmadi.
Dalam penjelasannya, KH. Sya’roni Ahmadi, juga menerangkan ketika 40 hari ditinggal Nabi Musa. Kaum Nabi Musa tertipu daya oleh Musa Samiri. Musa Samiri adalah anak zina yang dibuang digunung dan oleh Allah SWT memerintahkan mailaikat Jibril untuk merawatnya. Musa Samiri tahu kalau tanah yang sudah dilewati kuda malaikat jibril bisa menghidupkan benda mati. Oleh sebab itu, dia mengumpulan emas dari kaum Nabi Musa , dan mencetaknya menjadi anak Sapi. Lalu ditaruhlah tanah tersebut di mulut anak sapi tersebut, sehingga sapi tersebut bisa mengeluarkan suara.
Setelah 40 hari, Nabi Musa kembali dengan marah karena kaumnya sudah menyembah anak sapi emas tersebut. Nabi Harun yang dititipi oleh Nabi Musa sampai kena marah hingga di tarik Janggut Nabi Harun sehingga menjadi putih Janggut yang dipegang Nabi Musa dan masih tetap hitam Janggut yang tidak di pegang. “Nanti di hari kiamat kalau ketemu Nabi yang memiliki dua warna Janggut, itu adalah Nabi Harun AS,” terang KH. Sya’roni Ahmadi. (SMC-199)