SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR. Sambil mengantuk, para santri tetap memegang bolpoinnya untuk menaknai kitab yang di bawanya. Mereka meluangkan waktu untuk ngaji di Masjid Al Aqsa Menara Kudus. Pada hari ini Selasa 6 Juni 2017, pengajian KH. Sya’roni Ahmadi membahas ayat ke 26 sampai dengan ayat ke 29 Surat Ali Imran.
Pada ayat ke 26, KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan tentang asal usul terumurunnya ayat ini. Dalam penjelasannya, ayat ini turun ketika cahaya bersinar dari utara ke selatan. Lalu Nabi Muhammad SAW berkata kepada sahabatnya bahwa nanti umat islam akan menguasai Persia dan Roma. “Persia itu sekarang adalah Iran. Dulu Makkah adalah kota kecil, dan persia adalah negara besar. Kalau bisa diibaratkan maka Persia dulu seperti Amerika sekarang,” terang Mbah Sya’roni.
Namun ada orang-orang munafik yang tidak percaya dengan perkataan nabi ini dan cenderung menghina dengan mengatakan bahwa yang diucapkan Nabi adalah sebuah khayalan. “Maka Malaikat Jibril menjawab perkataan orang munafik itu dengan ayat ini, bahwa Allah yang mempunyai kerajaan, Allah bisa berikan kerajaan kepada orang yang dikehendaki dan Allah bisa mencabutnya,” terang yai Sya’roni.
Pada Ayat selanjutnya, KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan tentang Allah yang menjadikan siang dan malam, begitu juga sebaliknya. “Kalau di Indonesia, siang dan malam waktunya hampir sama. Namun kalau di Arab bisa kelihatan bahwa ada perbedaan dua jam. Malam bisa 14 jam, dan siang 10 jam, dan sebaliknya,” terang murid KH. Arwani Amin.
Allah juga yang menghidupkan orang mati, dan yang mematikan orang hidup. Dalam penjelasannya KH. Sya’roni Ahmadi mengibaratkan tentang Ayam. Ayam hidup dari telur yang sebelumnya mati. “Ada pertanyaan yang dijawab tergantung mana kalimat yang disebutkan dulu. Seperti kalau ditanya mana yang lebih dulu, ayam dan telur maka jawablah ayam. Kalau di tanya lebih dulu mana, telur atau ayam maka jawablah telur. Kalau yang jawab bingung, maka katakanlah kalau tanya masalah ini jangan tanya dua kali,” canda KH. Sya’roni Ahmadi.
Bergaul dengan Orang Kafir
Pada ayat selanjutnya, KH. Sya’roni Ahmadi mengakatan bahwa bergaul dengan orang kafir tentang keyakinan itu tidak boleh, namun untuk masalah perkerjaan boleh. “Nabi Muhammad SAW memiliki sawah yang ada di khaibar. Sawah tersebut dikerjaan oleh orang Yahudi. Hadis Shohih,”terang Kiai ahli Tafsir ini.
Bisa juga, tambah KH. Sya’roni Ahmadi, kita membantu orang kafir selain masalah pekerjaan apabila orang Islam berada di bawah kekuasaan orang kafir dan karena takut terjadi masalah. “Kalau wedi dhohirnya saja yang membantu namun batinnya jangan,” terangnya.
Pada Ayat terakhir pada hari ini, KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan bahwa Allah SWT tahu apa yang kamu ucapkan baik dalam keadaan keras maupun keadaan lirih. Karena Allah mengetahui semua yang ada di bumi dan langit. Allah juga Maha Kuasa. (SMC-199)