SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR. Karpet merah mulai di gelar tepat di depan masjid menuju pintu sebelah utara. Suara mesin mobil Luxio putih pun dimatikan, dan pintu dibuka. KH. Sya’roni Ahmadi turun dari mobil melewati karpet merah. Para santri sudah menunggu untuk mendengarkan kajian tafsir pada hari ini Rabu 6 Juni 2017.
Pagi ini KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan Ayat ke 30 Surat Ali Imran, dalam ayat tersebut dijelaskan tentang situasi nanti ketika di hari akhir. dalam penjelasannya, orang orang dihari akhir yang memiliki amal amal baik akan bergembira. Karena mereka akan memiliki tunggangan dari amal amal baiknya. “Pahala Qurban, Aqiqah, Bangun Masjid dan amal baik akan menjadi tunggangan di Akhirat nanti,” jelasnya.
Hal yang sebaliknya terjadi dengan amal amal yang jelek. Mereka akan menjadi weweden yang nanti di hari pembalasan akan meminta gendong. ” Pahala amal jelek nanti akan menjadi bau dan minta gendung lagi,” terangnya.
Pada ayat selanjutnya, KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan proses turunnya ayat ini yakni ayat ke 31 dan 32 Surat Ali Imran. Ketika orang kafir menyembah berhala, maka orang islam tanya kepada mereka. Kenapa kalian menyembah berhala? jawabnya karena ini adalah wasilah untuk bisa dekat dengan Allah SWT.
Maka Nabi Muhammad diperintahkan untuk menyampaikan kepada mereka jika benar ingin dekat dengan Allah SWT maka harus ikut dengan Nabi, jangan menyembah berhala tersebut jika mau ikut kepada Nabi, maka akan diberi pahala dan akan diampuni segala dosa-dosanya. “Kalau masih menyembah berhala, tidak akan dekat dengan Allah SWT tapi malah akan semakin jauh,” terang Yai Sya’roni.
Pada Ayat ke 33 dan 36 dalam Ngaji Tafsir dengan KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan bahwa Nabi Adam, Nabi Nuh, Keluarga Ibrahim dan Keluarga Imran adalah orang orang terpilih yang melebihi manusia lain pada zamannya. “Imran sendiri dalam Al Qur’an ada dua, yakni Imran bapaknya Nabi Musa dan Imran bapaknya Sayyidah Maryam. Pada ayat ini yang dimaksud keluarga Imran adalah keluarga dari Maryam ibunya Nabi Isa yang bernama Hannah,” jelas Mbah Sya’roni.
KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan bahwa Ibu Hannah ketika mengandung, dia bernazar nanti kalau anaknya lahir akan dikhidmahkan untuk masjid Al Aqso Palestina. Ketika masih di kandungan, ternyata Pak Imran meninggal dunia.
Selanjutnya Ibu Hannah melahirkan, ternyata yang keluar adalah anak perempuan padahal dia sudah menazar untuk dikhidmahkan ke masjid. Hannah memberi nama anak tersebut dengan nama Maryam dan berdoa agar anaknya dan anak temurun Maryam untuk di jaga dari godaan syaitan yang terkutuk. “Doa itu terkabul, Maryam dan anaknya (Nabi Isa) tidak di ganggu syaitan,” terang Yai Sya’roni.
Dalam penjelasannya KH. Sya’roni Ahmadi mengutip dari hadis bahwa tidak ada bayi yang lahir kecuali dipegang pusarnya kecuali Maryam dan anaknya. Selanjutnya Maryam dirawat oleh Nabi Zakaria. “Proses pemilihan siapa yang merawat Maryam melalui proses panjang, selain karena Nabi Zakaria adalah wakil ketua masjid Al Aqsa juga karena ketika rotan dimasukkan ke air oleh Nabi Zakaria, kayu terssebut tidak bergerak,” terang Mbah Sya’roni. (SMC-199)