SANTRIMENARA.COM, PEKALONGAN – Konferensi Internasional Bela Negara di Gedung H. A. Djunaid, Kota Pekalongan mempunyai desain yang menarik. Desain tersebut mencakup kearifan lokal (local wisdom) dan rasa nasionalisme di dalamnya. Apa saja desain itu?
1. Lambang Garuda. Ini menandakan bahwa para ulama dan segenap peserta, dari dalam maupun luar negeri menghormati dan menjunjung tinggi lambang Negara Indonesia. Letaknya yang paling tinggi merupakan lambang penghormatan, bukan pemujaan ya.
2. Tulisan berikut:
INTERNATIONAL CONFERENCE
الدفاع عن الوطن وأهميته من منظور إسلامي
BELA NEGARA KONSEP DAN URGENSINYA DALAM ISLAM
STATE DEFENSE THE CONCEPT AND ITS URGENCY IN ISLAM
Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah With Ministry of Defense
Pekalongan, 27-29 Juli 2016
Artinya, konferensi ini adalah skala internasional, bukan lokal atau nasional. Apalagi ini tentang bela negara, di mana Indonesia menjadi prototipe-nya.
3. Foto Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Sudah tentu acara konferensi ini bukan acara makar, apalagi cakar-cakaran.
4. Bendera negara yang dilingkupi wayang. Jelas negara-negara yang hadir disatukan dalam satu geber, satu pandangan dan cita-cita untuk mewujudkan negara yang gemah ripah loh jinawi.
5. Latar belakang batik. Ini menandakan bahwa acara bela negara ini dilaksanakan di tempat yang kaya dengan karya seni agar acaranya indah dan memiliki nilai estetika yang tinggi, bukan karya teroris dan jihadis lho.
Acara yang mengangkat tema “Bela Negara: Konsep dan Urgensinya dalam Islam” akan berlangsung pada 27-29 Juli 2016. (smc-025)