Businessdiskusiinfo

Sitta Rosdaniyah: Halal Tourism Peluang bagi Diaspora Santri, Kembangkan Bisnis dan Teknologi

2 Mins read

Santrimenara.com
Perkembangan halal tourism dan ekonomi syariah penting dipersiapkan oleh diaspora santri yang saat ini mengabdi di berbagai negara. Para diaspora santri dengan pelbagai latar belakang keilmuan, harus siap mengembangkan bisnis dan teknologi untuk kemaslahatan bersama dan untuk kemajuan bangsa. Demikian pernyataan Sitta Rosdaniyah, praktisi bisnis dan teknologi, kepada media ini, Jumat (15/04/2021).

Sitta Rosdaniyah merupakan Sekretaris PCINU Australia-New Zealand pada tahun 2007-2010 lalu. Ia saat ini mengabdi di Kementrian BUMN, khususnya untuk pengembangan bisnis dan teknologi.

Bagi Sitta, peran diaspora santri sangat penting untuk menyongsong Satu Abad Nahdlatul Ulama, serta menyiapkan peta jalan NU pada abad kedua. Sitta juga mengajak agar para diaspora santri, kelompok santri yang saat ini sedang belajar dan bekerja di berbagai negara, dapat memberi kontribusi dan berkolaborasi bersama.

“Saya keliling dunia sering tanya apakah ada PCINU kah di sana, maka kita bisa ngopi-ngopi. Maka, penting kiranya kita spread out nilai-nilai Islam kita menjadi nilai perdamaian, karena itu memang menjadi dasar nilai perdamaian universal. Kemudian, di sektor ekonomi, marilah kita menjadi duta di bidang ekonomi. Indonesia ini market besar. Maka, mari para diaspora santri, kita juga menjadi duta di bidang ini,” ungkap Sitta yang mendapatkan PhD dari Australian National University (ANU) bidang economic public policy.

Sitta mengajak para santri dan generasi milenial untuk memajukan industri halal dan menguatkan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. “Mari kita memajukan industri halal dan keuangan Syariah. Teman-teman diaspora bisa menjadi ujung tombak untuk menguatkan kampanye terkait itu, sekaligus juga memberi influence bagi publik yang luas,” jelasnya.

Selain itu, Sitta Rosdaniah juga menyoroti banyaknya generasi santri yang bergerak di bidang sains, ekonomi dan teknologi. “Ini yang sangat menarik, banyak teman-teman PCINU sekarang sudah masuk di arena ekonomi dan teknologi. Kemudian, setelah di Indonesia banyak yang mengelola halal center ataupun teknologi center, ini kemudian nanti bisa berkolaborasi,” terang Sitta, yang saat ini menjadi mengabdi di Kementrian BUMN, khususnya dalam sektor riset ekonomi dan industri.

Baca Juga  Kerjasama PCINU Inggris – RMI PBNU, Program Mentoring IELTS akan Dilanjutkan

Di sisi lain, Sitta menegaskan, diaspora santri dapat menginisiasi industri kreatif Indonesia. “Misalnya, kita sering sekali pergi untuk melakukan halal tourism. Nah, terakhir saya mengikuti halal tourism, untuk napak tilas Abdurrahman—saya pengen mengkaji Gus Dur, jadi ingin mempelajari Abdurrahman itu siapa. Jadi, saya mengikuti halal tourism di Andalusia, di Spanyol, sepak terjang Abdurrahman untuk mengibarkan Islam di Eropa. Itu hal yang luar biasa, dikemas dengan sangat bagus. Nah, itu bisa dijual 40 juta rupiah per orang,” ungkapnya.

“Kenapa kita tidak bisa membuat story telling seperti itu, terkait dengan nilai-nilai Islam di Indonesia, misalnya wali songo, kemudian menjadi story yang ingin dipelajari orang-orang di seluruh dunia. Kita perlu berkolaborasi untuk mewujudkan mimpi-mimpi dan peluang yang ada. Kita sekarang berada di wilayah digital population,” paparnya, dalam diskusi ‘Membangun Narasi Publik, Menguatkan Diplomasi Perdamaian” yang diselenggarakan PCINU Lintas Negara, yang dihadiri Savic Ali (Direktur NUOnline), Erwin Dariyanto (Redaktur Detik), Munawir Aziz (Sekretaris PCINU United Kingdom), Ahmad Saifuddin Zuhri (PCINU Tiongkok) dan beberapa perwakilan santri dari berbagai negara, beberapa waktu lalu.

Untuk menguatkan peran diaspora santri, Sitta menjelaskan pentingnya jaringan dan data yang komprehensif. “Kita membutuhkan digital database dan networking, sehingga dari situ kita bisa berkolaborasi secara lebih rapi. Nah, kalau sekarang kita sebagai professional aktif di LinkedIn, nah ini para santri perlu membuat jaringan yang di situ kita bisa berkomunikasi secara professional maupun secara informal,” ajaknya.

Lebih dari itu, Sitta menjelaskan bahwa saat ini penting melakukan strategi personal branding bagi para ekspert dari diaspora santri. “Hal penting, kita juga penting untuk membranding ekspert di berbagai bidang dengan identitas Indonesia, Islam damai dan ahlussunnah wal jamaah. Jadi, branding di setiap bidang, ada ahli ekonomi, ahli teknologi, ahli medical science, nah itu akan menjadi legacy bagi kita semua,” terang Sitta.

Baca Juga  KH. Ulil Albab Arwani: Semangat Optimis untuk Masa Depan

Saat ini, diaspora santri telah menyebar di lebih dari 40 negara, dengan keahlian yang beragam. Dari teknologi, sains, medis, bisnis hingga keuangan internasional (*).

Komentar
Related posts
beritainfo

Gus Nadir Ajak Santri Indonesia Menjadi Teladan Dunia

2 Mins read
Dibaca: 32 Damaskus,– PCINU Suriah kembali menghadirkan perayaan Hari Santri Nasional dengan mengadakan webinar inspiratif bertema “Jangan Cuma Bangga Jadi Santri, Tapi…
infoInternasionalNU

Bersama Ulama Syam, PCINU Suriah Refleksikan Urgensi Ilmu dan Akhlak di Hari Santri

2 Mins read
Dibaca: 63 Damaskus, Suriah — Dari Kota Para Nabi, Rabu kemarin (30/10), para santri nusantara yang bermukim di Ma’had Syekh Muhammad Adnan Al-Afyouni…
beritainfoInternasional

PCINU Suriah Sukses Gelar Webinar Hari Santri

2 Mins read
Dibaca: 25 Damaskus, Suriah – Dalam semangat Hari Santri Nasional, PCINU Suriah menggelar webinar dengan tema “Moderat dalam Berprinsip, Rabbaniyah dalam Berperilaku”…

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.