SANTRIMENARA.COM, Kudus — Suasana tasyakuran tahun baru 1 Muharram 1443 Hijriyah di Pesantren Entrepreneur Al Mawaddah Kudus diwarnai dengan peluncuran delapan buku. Selain itu, acara yang diadakan di Gedung Training Center lantai 2 tersebut juga disertai doa bersama dan ritual potong tumpeng, Ahad, 9 Agustus 2021. Para santri mahasiswa yang mengikuti acara tersebut pun terlihat antusias mengikuti peluncuran buku yang ditulis oleh Dr. KH. Sofiyan Hadi, Lc., MA dan Hj. Khadijah, AH.
Delapan judul buku tersebut adalah Menjadi Sufipreneur; Hidup kaya mulia, mati masuk surga, The Secret of Harmonic Life, Magnet Kekayaan Para Wali Quthub, Motivqur’anic; Mukjizat Ayat-ayat Motivasi, Mawaddah Parenting; Mendidik dengan Cinta, Rindu Baitullah; CintaMembawamu ke Tanah Suci, Menjadi Sukses Semuda Mungkin, 7 Hari Menjadi Pembicara yang Menggugah dan Mengubah.
Mereka selama ini memang sudah dikenal sebagai pasangan motivator. Mereka terlibat aktif memberikan seminar motivasi baik di dalam dan luar negeri. Namaun, sejak pandemi covid-19 tahun lalu nyaris kegiatan seminar publik maupun in-house training dilaksanakan secara virtual. “Kesempatan stay at home itulah kami manfaatkan untuk menulis hingga membuahkan delapan judul buku,” jelas Sofiyan Hadi, Pengurus Pusat IKSAB .
Acara yang dikemas bincang santai tersebut dipandu oleh Hj. Farida Ulyani, M. Pd. sebagai moderator. Sofiyan mengatakan bahwa isi buku yang mereka tulis merupakan kristalisasi dari proses panjang selama 15 tahun menjalani profesi sebagai motivator, trainer, coach, konselor, pengusaha maupun konsultan pengembangan potensi diri, organisasi dan bisnis.
”Materi yang selama ini berupa modul pelatihan kami ubah menjadi buku populer yang enak dibaca dan mudah dipraktekkan,” tutur Sofiyan.
Hal senada juga disampaikan Khadijah. Dalam membedah buku Motivqur’anic dan Mawaddah Parenting, ia mengakui bahwa selama ini spirit al Qur’an dan energi cinta telah menjadi senjata ampuh dalam memotivasi dan menginspirasi seseorang agar berubah menjadi lebih baik.
”Selalu terapkan pola segitiga dalam setiap hubungan. Kami menyebutnya cinta segitiga yang mendebarkan jiwa. Jangan pernah tinggalkan Allah,” pesannya.
Sementara hadir sebagai pembahas H. Nur Said, MA. M.Ag., seorang praktisi pendidikan dan tokoh budaya dari IAIN Kudus, mengatakan bahwa kegiatan memaknai momentum tahun baru hijriyah dengan menerbitkan buku merupakan hal yang sangat baik dan perlu diapresiasi. Hal ini karena hijrah sendiri merupakan tonggak dimulainya peradaban Islam yang agung. Dan kegiatan literasi itu, selain sebagai ekspresi budaya juga berfungsi untuk merekonstruksi sebuah peradaban baru.
Ia menambahkan bahwa khazanah keilmuan islam klasik telah diwarnai dengan karya-karya monumental para ulama. Saatnya generasi santri milenial melanjutkan tradisi tesebut dengan gemar membaca dan menulis. “Jangan hanya membaca, tapi tidak menulis. Itu seperti orang yang tarik nafas tapi tidak bisa mengeluarkan nafas”, ucap pria Pembina IKSAB tersebut. (Rilis/AD)