SANTRIMENARA.COM, KUDUS – Murid-murid Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith yang terhimpun dalam himpunan alumni Alu Thoyba Ahad (30/04/17) berkumpul dalam acara Multaqo di Graha Muria Colo Dawe Kudus.
Multaqo Sanawy Alu Thoyba Himpunan Alumni Habib Zain bin Sumaith merupakan temu alumni tahunan yang diselenggarakan secara rutin tiap hari Ahad pertama bulan Sya’ban oleh murid alumni Habib Zain bin Sumaith.
Multaqo ke 18 tahun 2017 diselenggarakan di Hotel Graha Muria Colo Dawe Kudus ini dihadiri oleh ratusan peserta alumni Habib Zain dari berbagai daerah di tanah air. Peserta yang hadir terdiri dari ulama dan habaib Lombok, Kalimantan, Aceh, DKI, Tangerang, Bekasi, Malang, Pasuruan, Semarang, Rembang bahkan dari Sudan dan Madinah.
Satu hari sebelumnya (29/04/17) panitia Multaqo juga menyelenggarakan Tabligh Akbar untuk masyarakat sekitar di Masjid Assa’idiyyah Colo Dawe Kudus yang lokasinya dekat dengan parkir ziarah dan wisata Sunan Muria. Masyarakat antusias mengikuti acara yang dihadiri oleh Habib Umar bin Zain bin Sumaith dari Madinah, Habib Muhammad Vad’aq dari Bekasi, Habib Segaf bin Hasan Baharun pengasuh Darullughah Wadda’wah Pasuruan dan ulama serta habaib lain dari murid Habib Zain.
Dalam acara Multaqo (30/04/17) para alumni yang rata-rata adalah pengasuh pondok pesantren atau majlis ta’lim mendiskusikan tentang strategi dakwah, animo masyarakat terhadap pendidikan agama dan kondisi Islam di Indonesia saat ini.
Dalam kesempatan itu Habib Segaf bin Hasan Baharun mengingatkan bahwa kesuksesan para alumni tidak lepas dari bimbingan sang guru Habib Zain bin Sumaith. Jadwal yang padat, pengikut yang banyak, kehormatan yang alumni peroleh saat ini bukan dari olah pikir dan usaha pribadi tapi merupakan kesuksesan sang datuk Muhammad SAW. Habib Umar putra Habib Zain juga menekankan pentingnya acara temu alumni yang telah berjalan selama ini sebagai persatuan, dakwah dan media kontrol antar alumni.
Acara ditutup dengan mushafahah dan foto bersama. Mereka sepakat akan bertemu kembali untuk tahun 2018 mendatang di Banjarmasin dalam acara yang sama. Usai ghada’ (makan siang-red) para peserta meninggalkan hotel sore hari. Padat dan macetnya jalur ziarah dan wisata tiap akhir pekan mengantarkan para peserta kembali ke daerah masing-masing. (smc-777)