SANTRIMENARA.COM, KUDUS – Tak peduli disebut bid’ah atau sejenisnya. Namanya santri, ada bekas minuman kiai, ya langsung dibuat royokan bareng-bareng. Itulah yang dilakukan oleh Pengurus Pusat Ikatan Siswa Abiturien (IKSAB) TBS Kudus saat usai menggelar musyawarah dengan para masyayikh Madrasah TBS Kudus pada Rabu (05/07/2017) pagi, sebelum pembukaan Halaqah Kubro IKSAB dilaksanakan.
Usai para masyayikh pulang, pengurus IKSAB lalu melanjutkan kembali pembahasan terkait persiapan halaqah bertema “Indonesia Membincang Santri Menara”, serta lainnya, di ruangan yang sama. Gayeng rembug, Charis Rohman, Bendahara IKSAB yang kelihatannya sedang lapar, mengambil air teh bekas salah satu kiai.
“Iki nggone sopo Ris,” tanya Anas saat Cahris memberinya segelas teh masih hangat dengan lima sedotan.
“Iki teh masyayikh. Barokah. Sak gelas, tapi agar dapat barokah semua kiai, tak kasi lima sedotan,” spontan seisi ruangan ngguyu ngakak. Charis sengaja mengambil sedotan dari bekas teh masing-masing masyayikh. Suasana seru di ruangan bekas rapat dengan masyayikh makin semrawut karena ada yang diminta minum sedikit malah dilanjut hingga habis separo. Haha
“Insyaallah ruangan rapatnya juga berkah, kan bekas rapat masyayikh TBS dengan pengurus IKSAB,” celetuk Hamid, salah satu pengurus IKSAB yang sibuk di RMI PBNU. Ini dia salah satu santri yang nyadong berkah dari teh “five in one” ala Charis Rahman.
Ada lima masyayikh yang saat itu rapat koordinasi terkait program-program PP IKSAB di gedung MA TBS paling utara. Mereka adalah KH Choirozyad Tajussyarof, KH Ulil Albab Arwani, KH Arifin Fanani, KH Hasan Fauzi dan KH Musthofa Imron.
Pertemuan berlangsung sekitar dua jam hingga akhirnya selesai pukul 10 siang yang dilanjut dengan Bahtsul Masail. Baca: Serunya Bahtsul Masa’il Halaqah Hingga Gegeran Soal “Idkholudz Dzakar”. (smc-212)