Muhammad Alvin Jauhari, santri alumni Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus ini meraih prestasi membanggakan sebagai wisudawan terbaik non-akademik pada Wisuda Sarjana periode ke-94 Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya semester gasal tahun 2021.
Alvin, sapaan akrabnya, ditetapkan sebagai wisudawan terbaik non-akademik dengan prestasi yang pernah diraihnya yakni, Juara tiga Lomba Menulis Kisah Santri tingkat nasional yang diadakan oleh Komunitas Sharing Karya (KPK) tahun 2020.
“Alhamdulillah, berdasarkan SK wisudawan terbaik saya ditetapkan wisudawan terbaik non-akademik, karena pernah juara 3 menulis Kisah Santri tingkat nasional pada 2020 yang lalu,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga pernah mengikuti berbagai kegiatan di luar negeri, diantaranya Peserta Program International Islamic Comparative Study tahun 2019 di Malaysia dan Singapura yang diselenggarakan oleh Yayasan Santri Mengglobal Nusantara.
Kemudian ia juga pernah mengikuti Program Menyapa Dunia oleh Pemuda Indonesia Menyapa (PENA) di Malaysia dan Singapura pada tahun 2020.
“Alhamdulillah berkat doa orang tua, guru dan masyayikh saya bisa mengikuti berbagai kegiatan di luar negeri yaitu bareng beberapa santri Indonesia pada program International Islamic Comparative Study 2019 di Malaysia dan Singapura oleh Santri Mengglobal, dan juga tahun 2020 saya juga ikut Program Menyapa Dunia di Malaysia dan Singapura, ” kata Alumni Pesantren Tebuireng Jombang ini.
Mantan Ketua Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (PK MATAN) UIN Sunan Ampel Surabaya ini bersyukur juga ditetapkan sebagai wisudawan terbaik Program Studi Hubungan Internasional UIN Sunan Ampel Surabaya dengan masa studi 3,5 tahun.
“Selain saya sebagai wisudawan terbaik non-akademik, saya juga alhamdulillah wisudawan terbaik Prodi Hubungan Internasional UIN Sunan Ampel Surabaya dengan masa studi 3,5 tahun,” jelas santri Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya ini.
Selama kuliah, ia aktif di berbagai organisasi baik dalam kampus maupun luar kampus, tercatat ia pernah mendirikan sebuah organisasi yakni, Komunitas Mahasiswa Jawa Tengah Surabaya (KOMAJAYA) bersama rekan-rekannya mahasiswa asal Jawa Tengah.
Ia mengatakan bahwa selama kuliah ini dia aktif mengikuti berbagai organisasi, namun tetap tidak melupakan kewajibannya sebagai santri dan mahasiswa.
“Alhamdulillah, selama kuliah saya aktif organisasi tapi juga tidak meninggalkan kewajiban saya sebagai santri, saya nyantri ya juga kuliah, jadi membagi waktunya sungguh sangat luar biasa sulit, harus pintar membagi waktu, tapi alhamdulillah bisa berjalan dengan lancar, ” ujarnya.
Ia berpesan kepada seluruh santri bahwa, santri itu harus berprestasi dalam bidangnya masing-masing.
“Saya ingin berpesan kepada santri bahwa santri itu bisa berprestasi dalam bidangnya masing-masing, alhamdulillah selama kuliah saya aktif kegiatan dan organisasi, termasuk bisa meraih kesempatan ke luar negeri, dan alhamdulillah lulus 3,5 tahun dengan predikat lulusan terbaik non-akademik kampus dan lulusan terbaik prodi, “katanya.