SANTRIMENARA.COM, PEKALONGAN – Para tamu dan jamaah yang mengikuti Konferensi Internasional Bela Negara disambut dengan pintu terbuka. Acara yang berlangsung pada 27-29 Juli 2016 di Pekalongan tersebut dihadiri ribuan ulama, kiai, santri, akademisi hingga pejabat sipil dan militer.
Menurut pantauan SantriMenara.Com pada Selasa (26/7), masyarakat Pekalongan memasang berbagai spanduk acara bela negara, bendera merah putih, bendera Nahdlatul Ulama dan juga badan otonomnya di jalan raya dan desa. Organisasi kepemudaan seperti IPNU dan IPPNU, GP. Anshor dan Fatayat juga ikut menyukseskan acara tersebut.
Di samping menginap di tempat penginapan yang telah disediakan, para tamu dan jamaah yang jumlahnya ribuan itu dipersilakan warga Pekalongan untuk menginap di rumah masing-masing. Bahkan pondok yang ada pun dijadikan tempat transit dan menginap bagi tamu yang berasal dari luar daerah.
Misalnya adalah Pondok Pesantren Nurul Huda Banat Simbang Kulon, Buaran Pekalongan yang menjadi transit tamu bela negara. Pondok yang diasuh oleh KH. Mushlih Chudlori itu disinggahi oleh lima tamu yang berasal dari Ciamis. “Ada juga tiga tamu dari Sidoarjo dan satu dari Pasuruan yang menginap di sini,” jelas Mahin, salah satu ustadz di pondok tersebut yang juga menjadi panitia konferensi bela negara.
Acara nasional dan internasional yang diselenggarakan oleh Jam’iyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) selalu disambut terbuka oleh masyarakat Pekalongan. “Ini sebagai wujud ta’dhim dan ngalap berkah kami dari para alim ulama yang datang ke sini,” ungkap Zubaidah, salah satu warga Pekalongan.
Walaupun rumahnya di Kedungwuni yang agak jauh dari lokasi, namun ia tetap terbuka menerima tamu yang ingin menginap. “Silahkan saja, kami siap menerima,” ujarnya. (smc-025)