SANTRIMENARA.COM, KUDUS-Ribuan santri MA NU TBS Kudus baik yang sudah tercatat sebagai alumni maupun masih menjalani studi berkumpul di Aula MA NU TBS Kudus tepat seusai menjalan shalat maghrib berjamaah Sabtu (16/2/2019) petang. Mereka berbaris saling berhadap-hadapan satu sama lainnya secara rapi dipisah nasi tumpeng yang berjumlah 93 buah.
Seusai pengantar sejarah singkat tentang isi Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani yang disampaikan langsung masyayikh MA NU TBS Kudus KH Masykur Muin secara resmi pembacaan manaqib dimulai dan diikuti ribuan santri dengan khusyuk.
Pada pengantarnya KH Masykur Muin mengatakan bahwa pembacaan Manaqib merupakan bagian dari tradisi yang telah mengakar kuat dikalangan umat islam Indonesia terutama nahdlotul ulama (NU).
“Semoga dengan pembacaan manaqib dengan niat mengharap berkah dari Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani bertepan dengan Harlah TBS ke 93 tahun kebaikan melimpah dan menghampiri seluruh hadirin (audiens) yang hadir malam ini,” terangnya di lokasi
Menurut KH Masykur Muin, terdapat kandungan hikmah mengapa dikalangan NU terdapat tradisi membaca manaqib, satu diantaranya karena kelahiran Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani sebagai wali Allah telah banyak diriwayatkan para auliya terdahulu, bahkan lanjutnya namanya sudah banyak disebut sebelum lahir ke dunia.
Diluar itu kata dia, cita-cita ajaran tasyawuf (filsafat) yang baik pun telah diramalkan bakal dimulai sejak kelahiran Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani begitu pula dengan lahirnya organisasi islam terbesar di Indonesia Nahdlotul Ulama (NU) banyak dipengaruhi sejarah Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani.
Hingga berita ini ditulis, pembacaan manaqib baru saja dimulai, para pembaca dan khususnya alumnus MA NU TBS yang berhalangan hadir dapat mengikuti siaran langsung melalui fanspage Santrimenara.com, atau channel Youtube dengan akun sama. (smc/008)