SANTRIMENARA.COM, KUDUS – Ikatan Siswa Abiturien (IKSAB) Madrasah Tasywiqut Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus Cabang Semarang mengadakan “Pelantikan Pengurus Masa Khidmah 1437-1439/2016-2018” di Musholla Madrasah Aliyah TBS Kudus pada Ahad (30/11). Dalam pelantikan tersebut, Pengurus Madrasah TBS memberikan sambutan yang diwakili KH. Musthafa Imron, S.HI. Dalam sambutannya, KH. Musthafa Imron mengatakan bahwa pada 16 Januari 2016, Madrasah TBS punya yayasan bernama Yayasan Tasywiqut Thullab Salafiyyah (TBS). “Yayasan ini kemudian disingkat menjadi Yayasan TBS. Pertama karena namanya lebih terkenal. Kedua, Jjika tidak disingkat, akan sulit diucapkan orang yang tidak terbiasa mengucapkannya,” tuturnya.
KH. Musthafa Imron juga mengatakan bahwa IKSAB itu bertujuan untuk mempersatukan semua alumni madrasah, tidak hanya mahasiswa saja. “Harus saling membantu, antara pengurus dan anggotanya. IKSAB ini nantinya diperkuat dan bekerjasama dengan Madrasah TBS,” pungkasnya. Setelah sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan mau’idhoh hasanah oleh KH. Choirozyad TA. Ketua Pengurus Madrasah TBS Kudus tersebut mengatakan bahwa IKSAB ini bukan nama sembarangan. Nama tersebut merupakan usaha dari para pendiri dan alumni pertama Madrasah TBS. “Dulu mau dipilih nama bekas, eks dan lainnya untuk alumni madrasah, tetapi kurang sesuai. Akhirnya atas usulan KH. Ahmad Thoha, dipilihlah nama abiturien, yang artinya mutakharrijin. Dan dinamakanlah Ikatan Siswa Abiturien yang kemudian disingkat IKSAB. Artinya ikatan siswa yang sudah lulus. Nama ini juga didiskusikan dengan banyak pihak,” ujarnya.
Menurut KH. Choirozyad TA, IKSAB ini juga mempunyai arti. Dari kata aksaba iksab, yang artinya bekerja. “Para masyayikh dulu kalau memberi nama harus ada artinya, bukan nama-nama yang lain seperti sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat-red),” tuturnya. Beliau juga menambahkan bahwa tujuan Madrasah TBS adalah memperbanyak ilmu mengurangi kebodohan. Acara mauidhoh hasanah kemudian diakhiri dengan doa dari KH. Choirozyad TA serta mushafahah (bersalaman) dengan para masyayikh. (smc-025)