SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR. Pengajian Tafsir Al Qur’an KH. Sya’roni Ahmadi memasuki hari akhir. Sebelum pengajian dimulai, Kiai Sya’roni memberikan pengumuman kepada jamaah bahwa pengajian Tafsir di Masjid Al Aqso akan selesai pada Sabtu, 17 Juni 2017 atau bertepatan dengan 22 Ramadan 1438 H. Tampak jamaah terlihat heran, karena pada Ramadan sebelumnya kegiatan pengajian sampai pada tanggal 27 Ramadan.
Selanjutnya KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan tentang Ayat ke 85 Surat Ali Imran. Dalam penjelasannya Ayat ini menerangkan bahwa siapa yang masuk selain agama Islam, maka tidak diterima agamanya selain islam. Di hari akhir mereka akan rugi karena akan masuk neraka selamanya.
Pada Ayat selanjutnya dijelaskan bahwa orang yang islam yang telah mengakui Nabi itu adalah utusan Allah namun mereka kembali ke kafir (murtad) maka Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang kafir. “Jika orang Islam tidak murtad sampai meninggal itu disebut khusnul khotimah, sedangkan mereka yang murtad akan masuk neraka selamanya,” terang KH. Sya’roni Ahmadi.
Ayat 87 masih berhubungan dengan ayat ke 86 bahwa mereka yang murtad dan orang kafir akan di laknat oleh Allah SWT, Malaikat Allah dan juga manusia. “Jika ada nama Firaun disebut maka kita bisa membalas perkataan tersebut dengan kalimat laknatullahi alaika,”terang Yai Sya’roni.
Mereka yang disebutkan pada ayat 87 dijelaskan dalam ayat 88 bahwa mereka akan disiksa di neraka selamanya tidak ada keringanan siksanya. “Hal ini terkecuali kepada Abu Lahab, meki dia sudah pasti di neraka Jahim namun Abu Lahab memiliki keringanan siksa karena berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad sehingga memerdekakan budaknya bernama Tsuwaybah,” terang Mbah Sya’roni.
Selanjutnya pada ayat 89, KH. Sya’roni Ahmadi. menjelaskan bahwa orang orang yang taubat dengan masuk islam dan memperbaiki amal maka Allah akan mengampuni dosa dosanya karena Allah kepada umat islam adalah maha pengampun juga maha penyayang.
Pada ayat 90, KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan asal usul turunnya surat ini adalah untuk orang Yahudi yang iman kepada Nabi Musa namun tidak mempercayai Nabi Isa bahwa menghina Nabi Isa dengan anak zina karena tidak memiliki bapak. Orang orang yang demikian itu tidak diterima taubatnya dan mereka adalah orang orang yang sesat.
Pada ayat 91, ketika orang meninggal dengan keadaan kafir maka tidak diterima apapun tebusannya. Allah mengumpamakan jika orang tersebut memiliki emas segunung dan itu untuk menebusnya dari neraka, maka hal tersebut adalah mustahil. Mereka akan disiksa dengan siksaan yang pedih dan tidak mendapatkan pertolongan.
Allah memberikan ibarat agar manusia faham, karena kalau di dunia kalau ada hukum ada tebusannya. Dalam ayat ini Allah telah memberikat ibarat sampai batas kekuatan manusia dengan menyebutkan orang yang memiliki emas segunung. Padahal tidak mungkin ada manusia yang memilikinya.
Allah tidak mengampuni dosa syirik, namun Allah bisa mengampuni dosa selain syirik. Dosa kecil itu bisa hilang dengan menahan untuk melakukan dosan besar. (SMC-199)
Setelah saya baca kok beda ya sama tulisan2 sebelumnya,, lah dalah ternyata memang penulis beda…. Hehe