SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR. Pengajian KH. Sya’roni Ahmadi pada Sabtu (14/6) ini memasuki hari ke 19 bulan Ramadan 1438 H. Pembahasan ahli kitab yakni Yahudi dan Nasrani menjadi bahasan utama pada hari ini. Pada bahasan pertama menyampaikan ayat ke 75 surat Ali Imran. Ayat ini menjelaskan tentang Ahli kitab ada yang bisa dipercaya untuk menjaga harta, ada yang tidak. Yahudi yang tidak bisa dipercaya memandang membohongi orang arab tidak berdosa, maka jika diberi kepercayaan mereka mengingkari. Padahal kaum Yahudi tahu bahwa berkhianat dalam amanat adalah dosa.
Pada ayat selanjutnya KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan bahwa meski mengerti itu dosa, Yahudi masih berkhianat. padahal Allah lebih menyukai orang yang Taqwa. Pada ayat selanjutnya, KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan jika sekarang ada kaum Yahudi didekat kita pasti kita akan gregetan. Karena mereka selalu membuat sesuatu yang tidak baik.
Ayat seterusnya menjelaskan bahwa Allah SWT akan memberikan siksa kepada mereka yang telah menukar ayat-ayat Allah SWT. Dalam surat ini ditulisakan dengan majas yang mengatakan tidak berbicara dan tidak memandang kaum Yahudi. Itu menandakan bahwa Allah marah sampai tidak mau berbicara dan langsung dimasukkan ke Neraka sampai tidak mau melihat Yahudi. “Qur’an itu kalam ibarat, jadi disesuaikan dengan siapa yang menerima,” jelas Yai Sya’roni.
Pada ayat ke 78 ini KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan bahwa Yahudi telah berani merubah ayat di dalam Taurat dan mengaku rubahan tersebut dari Allah SWT. Yahudi berbohong lagi tentang ini. Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa ada kaum Nasrani juga memerintahkan menyembah Nabi dan menyebut Nabi Isa adalah Tuhan, padahal nabi tidak pernah mengajarkannya namun mereka mengaku2 hal tersebut adalah perintah Nabi.”Sahabat terus gembira dengan ayat ini, karena tahu yang sebenarnya,” terang Mbah Sya’roni.
Pada ayat 80, diterangkan KH. Sya’roni Ahmadi bahwa ada juga Ahli Kitab yang menyembah matahari, mereka disebut kaum Shobiah. Mereka mengaku bahwa Nabi memerintahkan mereka untuk menyembah malaikat. Padahal nabi tidak pernah memerintahkan demikian. “Nabi tidak pernah mengajak umatnya untuk menjadi kafir. Ini menjadi sifat Ahli Kitab yang nakal dan suka berbohong,” jelas KH. Sya’roni Ahmadi. (SMC-199)