SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR. Pengajian KH. Sya’roni Ahmadi pada hari Jum’at tanggal 9 Juni 2017 masih melanjutkan ayat sebelumnya yakni ayat 42 Surat Ali Imran. Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah SWT memilih Sayyidah Maryam dan menjadikannya menjadi wanita yang suci yang tidak tersentuh oleh lelaki. Allah juga menjadikannya wanita terbaik pada zamannya.
Dalam penjelasannya, KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan bahwa ada lima wanita terbaik di dunia ini sepanjang masa yakni pertama adalah Sayyidah Maryam, Kedua adalah Sayyidah Khadijah Al Kubra, Ketiga adalah Sayyidah Fatimah Az Zahra, Keempat adalah Sayyidah Aisyah dan Kelima adalah Sayyidah Asiyah istri Firaun. “Dari kelima wanita yang utama tersebut ada beberapa ulama yang berbeda pendapat tentang yang terbaik dari kelima wanita tersebut. Ada yang berpendapat Sayyidah Maryam. Ada juga yang berpendapat Sayyidah Khadijah Al Kubra dan ada juga Fatimah Az Zahra. Perbedaan ini harus dihargai dan disampaikan karena memiliki alasan masing-masing,” terang Yai Sya’roni.
Sayyidah Asiyah dalam keterangan KH. Sya’roni Ahmadi adalah wanita muslimah yang sholihah. Meski beristri Firaun, Asiyah masih menjalankan perintah Allah SWT dan juga di jaga oleh malaikat Allah. Ketika malam, malaikat membawa Asiyah dan menggantikannya dengan wedus gibas. “Jadi Firaun itu tidak mengerti bahwa yang dikumpuli itu adalah wedus gibas,” terangnya.
Dalam keterangan KH. Sya’roni Ahmadi, kesucian Sayyidah Asiyah dan Sayyidah Maryam ini karena mereka kelak akan menjadi istri Nabi Muhammad SAW nanti di Surga. “Sewaktu Aminah binti Wahab akan melahirkan Nabi Muhammad SAW, kedua calon istri nabi yakni Asiyah dan Marham hadir,”terang Mbah Sya’roni.
Selanjutnya KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan ayat ke 43 , ayat ini bisa menjadi dasar untuk salat berjamaah. Hukum dari salat jamaah sendiri ada tiga. Yakni Fardu Kifayah, Sunnah Muakkadah dan Fardu Ain. Imam Syafi’i sendiri lebih lebih Fardu Kifayah dari pada Fardu Ain. “Dasar dari Fardu Ain tersebut adalah Nabi pernah bersabda bahwa jika waktu salat tiba, Nabi akan berkeliling dan bagi orang yang tidak berjamaah akan dibakar rumahnya,” terang KH. Sya’roni Ahmadi.
Sejarah Nabi Isa Alaihissalam
Pada Ayat ke 44, KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan bahwa cerita Nabi Isa adalah barang yang ghoib. Nabi Muhammad SAW belum lahir pada waktu itu, namun Nabi diberi tahu lewat ayat-ayat Allah. Begitu juga tentang waktu berebutnya kaum untuk merawat Maryam.
KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan ayat selanjutnya tentang Nabi Isa. Nabi Isa dilahirkan dengan satu kalimat Kun Fayakun. Selain itu Nabi Isa juga diberi gelar Al Masih atau penjelajah. Nabi Isa juga dinisbatkan kepada ibunya dengan disebut Isa Ibnu Maryam, dan selain Nabi Isa maka akan di nisbatkan kepada bapaknya.
Pada ayat ke 46, KH. Sya’roni Ahmadi menerangkan bahwa masyarakat dulu mengira Maryam melakukan zina. Sehingga Maryam berucap tanyakan langsung kepada bayi itu sambil menunjuk bayi Nabi Isa. Dan Nabi Isa bayi meski masih dalam bandulan sudah bisa berbicara bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah SWt, diberikan kitab Allah SWT dan diangkat menjadi Nabi. “Dari perkataan Nabi Isa waktu masih bayi ini, maka masyarakat bertobat menuduh zina Maryam,” terang KH. Sya’roni Ahmadi.
Dalam keterangannya, KH. Sya’roni Ahmadi menjelaskan Nabi Isa sudah bermasyarakat sejak masih bayi sampai dengan setengah tua yakni ketika umur 33 tahun. “Perlu diketahui bahwa Nabi Isa belum meninggal sampai sekarang. Sekarang beliau ada di langit lapis kedua. Kalau ada tanggalan yang mengatakan Nabi Isa sudah meninggal itu keliru dan harus dibenarkan,” terang Kiai Ahli Tafsir ini.