SANTRIMENARA.COM, NGAJI TAFSIR – Di bawah ini adalah catatan kecil pengajian rutin Tafsir Al Qur’an Jum’at Fajar yang diasuh langsung oleh KH M Sya’roni Ahmadi Kudus di Masjid Al Aqsha Menara Kudus pada Jumat Legi (28/10/2016). Ada 3 ayat dalam surat al-Baqarah (200-202) yang dijelaskan KH Syaroni Ahmadi pada catatan edisi “Do’a Usai Ibadah Haji Dan Dalil Tawasul”.
Dua ayat tersebut menerangkan tentang Perintah dzikir dan do’a usai melaksanakan ibadah haji, serta hisab manusia di akhirat. Berikut selengkapnya:
Surat Al-Baqarah 200-201 (Perintah Dzikir Dan Do’a Usai Melaksanakan Ibadah Haji)
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آَبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ (200)
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Bagi jama’ah haji yang telah menyelesaikan ibadah hajinya dan hendak pulang ke tanah air, baik ketika berada di Madinah atau berada di Makah diperintahkan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah dan berdoa kepadaNya “Ya Allah semoga haji saya tahun ini bukan haji terakhir”.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (201)
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Adapun do’a yang terbaik adalah do’a sapu jagat sebagaimana berikut:
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Di dunia diberi hasanah (kebaikan). Yang dimaksud hasanah dunia adalah kenikmatan semisal sehat jiwa dan raga, diberi rizki yang halal. Rizki yang banyak tapi tidak halal bukanlah hasanah. Sedang hasanah akhirat adalah surga. Do’a sapu jagat ini baik apabila dibaca tiap akhir do’a.
Surat Al-Baqarah 202 (Hisab Manusia Di Akhirat)
أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ (202)
Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Hisab (perhitungan amal) manusia mulai dari nabi Adam sampai manusia terakhir besok di akhirat sangatlah cepat dalam kurun waktu hanya setengah hari hitungan dunia (Tafsir Jalalain). Praktek hisabnya adalah dengan cara setiap manusia diberi catatan amal masing-masing mulai umur baligh sampai ia meninggal. Buku catatan amal ini disebar dari Arasy. Mereka yang menerima dengan tangan kanan berarti dia Islam, apabila menerimanya dengan tangan kiri berarti dia kafir. Kemudian Allah berseru sebagaimana dalam surat Al Isra’ ayat 14:
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا (14)
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.”
Para nabi dan rasul dari padang mahsyar langsung masuk ke surga seperti kilat. Para wali, shalihin dan orang-orang Islam yang amalnya baik semua masuk ke surga melewati neraka. Melewati sirath sesuai dengan amal masing-masing.
Besok di akhirat umat manusia berharap syafaat Nabi. Kanjeng Nabi adalah orang pertama kali masuk ke surga tapi tidak langsung masuk ke surga. Beliau kembali untuk mencari umatnya yang belum masuk surga.
Al Bushairi penulis nadham “Burdah” yang berisi 100 bait lebih pernah sakit stroke. Diberobatkan kemana-mana tidak sembuh, kemudian ia menulis nadham burdah yang berisi pujian kepada Rasulullah SAW. Berkah dari beliau menulis Allah mengangkat penyakitnya sehingga sembuh. Dalam nadham tersebut terdapat bait yang menerangkan tentang syafaat Rasulullah SAW:
يَا أَكْرَمَ الْخَلْقِ مَا لِيْ مَنْ أَلُوْذُ بِهِ ⊗ سِوَاكَ عِنْدَ حُلُوْلِ الْحَادِثِ الْعَمَمِ
Wahai makhluk termulia, ketika bencana hari kiamat menimpa seluruh makhluk, tidak ada orang yang aku jadikan perlindungan kecuali engkau.
Imam Al Bushairi pernah dimurtadkan oleh orang-orang Saudi karena tawasul kepada Nabi. Tawasul kepada Nabi, Rasul dan orang-orang shalih adalah tuntunan Islam dan sudah sesuai dengan keterangan dalam Al Qur’an dan Hadits.
Diantara keterangan tawasul dalam Al Qur’an adalah kisah putra-putra Nabi Ya’qub. Nabi Ya’qub mempunyai 2 istri. Dari istri pertama dikaruniai 10 anak dan dari istri kedua dikaruniai 2 anak yaitu Yusuf dan Benyamin. Putra-putra Nabi Ya’qub yang pernah menceburkan Nabi Yusuf kedalam sumur ketika bertaubat memohon kepada ayahandanya:
قَالُوا يَا أَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا إِنَّا كُنَّا خَاطِئِينَ (97)
Mereka berkata: “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).” (Q.S. Yusuf: 97)
Dalam ayat ini putra-putra Nabi Ya’qub dalam memohon ampun kepada Allah dengan bertawasul kepada ayahandanya dengan menyebut “Wahai ayah kami”. Permohonan putra-putranya dijawab oleh Nabi Ya’qub:
قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (98)
Ya’qub berkata: “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Yusuf: 98)
Kemudian Nabi Ya’qub melakukan shalat tahajud dan memohon kepada Allah agar putra-putranya mendapat pengampunan-Nya. (smc-777)