SANTRIMENARA.COM, AKHLAQ – Suatu hari, guru kita KH. Ma’ruf Irsyad (Allah yarham), disowani (didatangi) seseorang, untuk keperluan menanyakan perihal hukum fiqih. Kepada Kiai Ma’ruf, sang tamu menjelaskan pertanyaannya, begini dan begitu.
“Jenengan tunggu di sini, saya tanyakan dulu kepada kiai yang lebih alim dalam masalah ini,” kata kyai Ma’ruf.
KH. Ma’ruf Irsyad Kudus kemudian mengambil sepeda unta miliknya, yang bisa beliau gunakan mengajar di Madrasah TBS Kudus dan Qudsiyah. Dikayuhnya sepeda butut tersebut ke arah Utara. Ternyata, beliau pergi ke ndalem (rumah) KH. Arifin Fanani, Kwanaran, kyai pakar ilmu fiqih di Kudus.
Kiai Ma’ruf mengetuk pintu. Dibukalah pintu itu oleh KH Arifin sendiri. Kebetulan tidak sedang tindakan (bepergian). Kepada Kiai Arifin, Kiai Ma’ruf menjelaskan maksud kedatangannya, menanyakan perihal hukum yang termaksud. Mendengar itu, Kiai Arifin terkejut. Kepada Kyii Ma’ruf yang usianya lebih sepuh puluhan tahun, Kiai Arifin bertanya:
“Panjenengan kok dibela-belain datang ke sini, menaiki sepeda sendirian. Alangkah baik umpama cukup lewat telepon saja, yi,”
“Ilmu itu didatangi, dan dia tidak (patut) mendatangi,” kata Kyai Ma’ruf. (smc-212)
Cerita lain bisa Anda baca: Kisah Kiai Ma’ruf Irsyad Menjaga Amanah Sepeda Onthel Pinjaman.
Source: DutaIslam.Com
sangat bahagia sekali saya, atas terbitnya web ini,, sungguh aku merasa dalam pelukannya,,
Subhanallah, begitu indahnya akhlaq para masyayikh TBS kudus. Saya turut bahagia bisa menjadi salah satu santri beliau, meskipun hanya sebentar.
Tawadhu’ sebuah kata yg simpel namun sulit utk diamalkan. Melalui keteladanan para Masyayikh TBS, semua terasa mudah dan indah …
subhananllah para kiyai memberi contoh yang luar biasa, ternyata ilmu tidak memandang usia, saya bangga pernah menimba ilmu kepada KH. Ma’ruf Irsyad di Madrasah Qudsiyyah
Sungguh, sebuah teladan yang terbaik bagi para santri. Saya teringat kisah seseorang yang pernah menanyakan suatu masalah kepada Syaikhuna Mbah Arwani, namun beliau malah menganjurkan kepada orang tersebut untuk bertanya kepada Mbah Turaichan. Inilah bentuk ketawadhu’an ulama-ulama yang harus dicontoh akhlaknya.
Subhanallah.. Yi Ma’ruf.. Alfaatihah..