Bagi Mutakhorijin Ma’had Ulumisy Syar’iyyah Yanbu’ul Qur’an tahun 2013 silam pasti sangat ingat begitu menggetarkannya pesan-pesan Romo KH. Muhammad Sya’roni Achmadi. Salah satu pesan yang masih saya ingat sampai hari ini adalah “Ampun mandek”. Artinya, jangan berhenti (dalam mencari ilmu).
Mencari ilmu disini mungkin tidak harus secara langsung di pesantren atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Lebih dari itu, mencari ilmu bisa dengan membaca, “Membaca adalah gurunya setiap alim” tambah Romo Sya’roni.
Bagi saya, membaca juga bukan sekadar membaca teks saja. Membaca wacana, membaca alam dan membaca perasaan seseorang juga membaca. Membaca juga tidak sekadar hanya selesai, kemudian tutup buku. Membaca juga harus diselesaikan dengan aksi, diamalkan. Dengan mengamalkan apa yang kita baca, secara tidak langsung juga kita mengingat-ingat. Sehingga, apa yang sudah dibaca bisa terus diingat dan memberi manfaat kepada orang lain.
Selain itu, kita tahu bahwasannya ketika Syawal, pada hari raya Idul Fitri, kediaman beliau, Dukuh Pagongan, Kajeksan, Kecamatan Kota, Kudus pasti sangat ramai didatangi pengunjung. Kendaraan yang dipakai bersilaturrahmi pun bermacam-macam. Bus, mini bus, mobil dan bahkan sepeda motor memenuhi sepanjang jalan tembusan Pagongan sampai Kwanaran. Hal tersebut dikarenakan orang-orang yang hendak bersilaturrahmi ke kediaman beliau datang dari berbagai sudut wilayah di Indonesia.
Kini Romo KH. Muhammad Sya’roni Achmadi berpulang ke haribaan Allah subhanahu wata’ala. Selasa Pon, 27 April 2021 tepat pada 15 Ramadan 1442 H pukul 09.00 WIB di RSI Sunan Kudus. Pesan beliau masih sangat nyaring di hati saya. Hati saya berkoordinasi dengan pikiran saya untuk kemudian menghasilkan komando ke saraf-saraf kaki saya. Saraf-saraf menggerakkan kaki saya untuk terus bergerak mencari guru-guru lain.
Baca tulisan menarik lainnya disini.