beritaNU

Ke Makam Rasulullah, Soekarno Selalu “Ngesot”

1 Mins read

SANTRIMENARA.COM, PEKALONGAN – Selama ini Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar di Indonesia selalu menyeru kan untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dalam berbangsa dan bernegara. “Di samping itu, kita juga harus menjaga dan mewujudkan ukhuwwah islamiyyah (persaudaraan Islam), ukhuwwah wathaniyyah (persaudaraan berbangsa da bertanah air) serta ukhuwwah basyariyyah (persaudaraan sesama manusia)”.

Demikian ajakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ibnu Zaini Hasan dalam  acara penutupan Konferensi Internasional Bela Negara bertajuk “Bela Negara: Konsep dan Urgensinya dalam Islam,” Jum’at (29/7) di Gedung Kanzus Sholawat, Jl. Dr. Wahidin Kota Pekalongan.

Pada kesempatan tersebut, Zaini Hasan juga mengingatkan bahwa Islam sejak kedatangannya ke Indonesia adalah disertai dengan hikmah (kebijaksanaan) dan mau’idhah hasanah (ajakan yang baik), bukan lainnya.

Diterangkannya  mengutip  KH. Abdurrahman Wahid  (Gus Dur) bahwa Indonesia hebat karena bisa menjaga Borobudur. “Apakah Candi Borobudur akan wujudnya akan seperti sekarang jika berada di Jeddah? Bahkan di Saudi Arabia, rumah Khadijah R.A sekarang menjadi toilet umum,” terangnya.

Tokoh NU yang berbai’at Thoriqoh Syadziliyah pada Habib Luthfi bin Yahya tersebut juga menjelaskan bahwa hanya Indonesia yang mempunyai ulama yang nasionalis dan nasionalis yang ulama.

Ada cerita yang tidak diketahui banyak orang bahwa dulu Ir. Soekarno ketika ziarah ke makam Rasulullah SAW selalu ngesot (berjalan dengan kepala menunduk dan menyeret kaki) dari Bab as-Salam hingga Makam Rasulullah. “Soekarno berkata: Ini (Rasulullah) adalah pemimpin agung dunia, yang harus dihormati oleh semua orang. Lihat apa yang terjadi bila apa yang dilakukan Soekarno dipraktekkan di sana? Pasti akan dikafirkan dan dibidahkan,” jelasnya.

Di akhir sambutannya, ia menyampaikan PBNU mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya acara bela negara yang diadakan oleh Jam’iyah Ahlith Thoriqah al-Mu’tabaroh an-Nahdliyah (JATMAN) pada 27-29 Juli 2016 di Pekalongan tersebut. (smc-025).

Komentar
Baca Juga  Mewujudkan Pesantren Sehat Tanpa Gudik
Related posts
beritake-TBSan

Wujudkan Peningkatan Literasi, MTs NU TBS Kudus Kejar Akreditasi Perpustakaan

1 Mins read
Dibaca: 55 Madrasah Tsanawiyah NU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus sedang memproses pendampingan untuk akreditasi perpustakaan. Pendampingan tersebut setidaknya sudah berjalan sekitar…
berita

IAIN Sunan Kudus Resmi Menjadi UIN Sunan Kudus, Tonggak Sejarah Baru Pendidikan Islam di Jawa Tengah

1 Mins read
Dibaca: 493 Kudus, 26 Mei 2025 — Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kudus hari ini resmi bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri…
aswajaberitaNU

Pelatihan Pengelolaan Sampah GP Ansor Kudus: Mengurai Masalah Menjadi Maslahah

1 Mins read
Dibaca: 196 Kudus, 18 Mei 2028 – Dalam upaya menumbuhkan kesadaran dan aksi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda…

 

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *