Dalam rangka memperingati Hari Lahir ke – 96 Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus menggelar Temu Alumni dan Ngaji Bareng Masyayikh, Ahad (16/1).
Kegiatan yang digelar di Aula Madrasah Aliyah TBS Kudus tersebut dihadiri para masyayikh, pengurus yayasan, dewan guru dan tamu undangan alumni lintas generasi dan wilayah.
Hadir dalam acara tersebut, di antaranya Romo KH. Ulil Albab Arwani, Romo KH. Hasan Fauzi, Romo KH. Arifin Fanani, Romo KH. Hasan Bisri, Romo KH. Munfa’at Abdul Jalil, dan sejumlah para kiai lainnya.
Romo KH. Hasan Fauzi dalam mauidzohnya mengajak para alumni untuk senantiasa berkhidmah kepada madrasah.
“Para alumni monggo sami-sami untuk khidmah kepada madrasah. Khidmah tidak harus mengajar di sini, nyapuni, tidak. Tapi khidmah saged melalui menjaga nama baik madrasah, niku juga khidmah. Yang pedagang, bisa khidmah membantu madrasah. Yang punya ilmu khidmah dengan ilmu, mengajar,” terangnya.
Kiai Hasan Fauzi menegaskan bahwa khidmah itu kunci barokah.
“Al-khidmah miftahul barokah. Khidmah itu kunci keberkahan. Jika kita khidmah ke madrasah, keberkahan akan muncul.” tegasnya.
Beliau mencontohkan bahwa Kiai Khudori itu bisa memiliki santri ribuan berkah khidmah.
“Kiai Khudori itu pernah mengatakan kalau beliau bisa seperti itu, bisa buat pondok, memiliki santri ribuan. Itu berkah khidmah ke Mbah Ma’shum. Dengan ngisi kulah-nya Mbah Ma’shum,” jelasnya.
Senada dengan itu, Romo KH. Arifin Fanani, mengajak para alumni untuk selalu mengingatkan dalam kebaikan.
“Saya mengajak untuk selalu mengingatkan kepada adik-adik kelasnya baik yang sudah lulus ataupun yang belum. Jangan bosan-bosan untuk selalu mengingatkan kebaikan,” ajak Pengasuh Pondok Pesantren Ma’had Ulumus Syar’iyyah Yanbu’ul Qur’an (MUS-YQ) Kudus.
Beliau berpesan kepada alumni untuk menjadi orang baik, dan berbuat sesuatu usahakan ada manfaatnya.
“Segala sesuatu itu usahakan ada manfaatnya. Jangan tersenyum kepada orang yang buta, dan jangan berbisik kepada orang yang tuli. Memang baik jadi orang penting, tapi lebih penting jadi orang baik,” pesannya.
Di akhir, Romo KH. Ulil Albab Arwani mengajak para alumni untuk infaq jika ingin kaya.
“Kalau pengen kaya, semestinya banyak infaq. Infaq itu akan diganti oleh Allah, ini yang sering kita tidak percaya. Allah pasti akan mengganti, bahkan akan dilipatgandakan lebih banyak,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus.
Beliau menegaskan bahwa jihad yang pertama adalah dengan harta benda.
“Di al-qur’an ataupun di hadits, jihad yang pertama adalah harta benda, bukan pikiran, badan, tapi yang pertama harta benda. Dan infaq diniati perjuangan,” pungkasnya.