Essaiopini

Berpuasa Selamanya

2 Mins read


Oleh: Moh. Haidar Latief

Saat ini kita berada dalam bulan Ramadhan,bulan yang istimewa, bulan yang disebut-sebut sebagai bulan untuk memanen pahala. Nilai dan pahala ibadah yang kita kerjakan di bulan Ramadhan, akan dilipatgandakan oleh Allah. Pada bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah serta melakukan amal-amal kebaikan.

Dalam bulan Ramadhan, ada suatu ibadah wajib yang khusus dilakukan hanya pada bulan Ramadhan saja, yakni puasa Ramadhan. Puasa, seyogyanya tidak cukup hanya sekedar menahan diri dari makan, minum, serta berhubungan badan saja, namun lebih dari itu puasa juga bermakna menahan diri kita dari serangan penyakit-penyakit hati yang berpotensi memperkeruh pemikiran dan perasaan semacam iri, hasad, tamak dan lain sebagainya.

Bulan Ramadhan bagi umat Muslim merupakan kawah Candradimuka yang menerpa, membentuk dan menggembleng orang yang ada di dalamnya untuk menjadi pribadi yang berkualitas, tentu hal ini berlaku bagi orang-orang yang serius dan benar-benar mendalami nilai-nilai dan kandungan yang ada dalam bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan dapat merubah perilaku kita yang sebelumnya kurang antusias dalam menjalankan ibadah dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan, menjadi lebih antusias dalam beribadah dan melakukan hal-hal yang baik karena diri kita merasakan aura semangat Ramadhan di lingkungan sekitar.

Misalnya saja Masjid yang pada bulan-bulan sebelum Ramadhan kita lihat longgar, memasuki bulan Ramadhan disesaki oleh orang-orang yang akan melaksanakan shalat tarawih, tadarus dan lain sebagainya, orang-orang berlomba untuk mengadakan bagi-bagi takjil hingga buka puasa gratis di jalan-jalan hingga rumah makan. Tentu masih banyak kebaikan yang ada di bulan Ramadhan yang tidak penulis sebutkan.


Harapannya tentu perilaku-perilaku kita yang ada di bulan Ramadhan menyublim dalam hati kita sehingga kebaikan-kebaikan yang biasa kita langgengkan di bulan Ramadhan secara otomatis akan muncul di bulan-bulan selain Ramadhan.

Baca Juga  Idulfitri Kudus Kulon: Pelajaran Kecil dari Opor Ayam dan Toples Botol

Achmad Dhofir Zuhry, dalam bukunya yang berjudul Nabi Muhammad Bukan Orang Arab? mengatakan jika puasa kita di bulan Ramadhan adalah dalam rangka latihan, puasa yang sebenarnya adalah sebelas bulan yang kita jalani setelah bulan Ramadhan tersebut, belajar di sekolahan pun begitu. Kegiatan pembelajaran di sekolahan hanya sebagai latihan karena belajar yang sebenarnya adalah di kehidupan nyata.

Shalat pun juga sebagai latihan, karena shalat yang sejati adalah shalat di luar shalat, yaitu memancarkan nilai-nilai shalat dalam kehidupan sehari-hari. Apabila shalat formal yang kita ketahui dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam, maka shalat di luar shalat justru dimulai selepas kita salam hingga kembali takbiratul ihram lagi di shalat berikutnya.

Maka berpuasa selamanya adalah diri kita menahan untuk melakukan hal-hal yang dilarang dalam agama dan kita antusias dan bersemangat untuk selalu mewujudkan nilai-nilai kebaikan pada lingkungan yang ada di sekeliling kita, tidak hanya pada bulan Ramadhan saja, namun juga sebelas bulan setelahnya.

Komentar
Related posts
Essai

Sejarah dan Makna Larangan Menyembelih Sapi dalam Dakwah Sunan Kudus

2 Mins read
Dakwah yang dilakukan Sunan Kudus pada saat itu ialah merangkul bukan memukul.
EssaiSufismeteladan

Bahagia Ala Sufi Modern, Buya Hamka

2 Mins read
Dibaca: 246 Kebahagiaan menjadi salah satu hal yang diinginkan oleh setiap insan. Kemanapun gerak langkah kaki, kebahagiaan menjadi tujuan yang tidak bisa…
Essaiopini

Bulan Ramadhan dan Tantangan di Dalamnya

2 Mins read
Dibaca: 180 Oleh: Moh. Haidar Latief Saat ini kita memasuki bulan yang mulia, bulan yang dinantikan kehadirannya oleh seluruh umat Muslim seluruh…

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.